Jumat, 11 April 2014

YANG TERDALAM

Kulepas semua yang kuinginkan 

Tak akan ku ulangi

 Maafkan jika kau ku sayangi

 Dan bila ku menanti

 Pernahkah engkau coba mengerti

 Lihatlah ku disini 

Mungkinkah jika aku bermimpi 

Salahkah tuk menanti

Tak kan lelah aku menanti

 Tak kan hilang cinta ku ini 

Hingga saat kau tak kembali 

Kan ku kenang dihati saja

Kau telah tinggalkan hati yang terdalam

 Hingga tiada cinta yang tersisa di jiwa

Kamis, 10 April 2014

Tanaman untuk Kesehatan Organ Kewanitaan

Bagi seorang perempuan sangatlah penting untuk memiliki organ kewanitaan yang sehat. Selain untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, organ kewanitaan sangatlah rentan terhadap berbagai penyakit, mulai drai yang ringan seperti keputihan smapai yang berat seperti tumbuhnya miom bahkan kanker di dalam rahim. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga organ kewanitaan. Ada tanaman-tanaman untuk kesehatan organ kewanitaan yang bisa Anda gunakan. Jika perawatan dilakukan secara rutin maka akan menjaga kesehatan organ kewanitaan Anda.
Salah satu tanaman untuk kesehatan organ kewanitaan yaitu daun sirih. Daun yang tumbuh merambat ini mengandung zat antiseptic. Daun sirih sangat anpuh untuk mengurangi cairan yang keluar pada organ kewanitaan. Bahkan, daun sirih dapat membunuh bakteri yang tumbuh di organ kewanitaan dan menyebabkan gatal. Jadi, jika Anda mengalami gatal-gatal pada organ kewanitaan, Anda bisa menggunakan daun sirih. Caranya mudah, cukup merebus sepuluh lembar daun sirih sampai mendidih. Kemudian, air rebusan tersebut digunakan untuk membasuh organ kewanitaan Anda. Organ kewanitaan Anda akan terasa kesat dan bersih. Namun, sebaiknya tidak digunakan setiap hari karena akan menyebabkan rahim menjadi kering.

Tanaman untuk Kesehatan Organ KewanitaanSelain daun sirih, ada salah satu tanaman yang terkenal sebagai tanaman untuk kesehatan organ kewanitaan yaitu manjakani. Manjakani dikenal dapat merawat kesehatan dan membersihkan organ kewanitaan. Selain itu, dengan menggunakan manjakani, organ kewanitaan Anda akan hilang bau tidak sedapnya, terasa kesat dan bersih. Selain itu, tanaman ini bisa mengencangkan otot kewanitaan. Selain itu juga dapat menyempitkan liang organ intim kewanitaan. Bagi Anda yang mengalami sakit keputihan dapat dikurangi cairannya dengan menggunakan manjakani sehingga keputihan Anda pun bisa sembuh.
Penyakit yang biasa mengintai organ kewanitaan seperti miom dan kanker serviks sebaiknya diwaspadai. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan tanaman-tanaman untuk kesehatan orga kewanitaan seperti gamat, kunyit, benalu, dan lain-lain. Tanaman-tanaman tersebut dipercaya dapat mengobati penyakit kanker termasuk kanker serviks. Cara termudah untuk sebaiknya mencegahnya dengan gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan organ kewanitaan.

Penyebab Kanker Serviks: Infeksi Menular Seksual

Penyebab Kanker Serviks: Infeksi Menular Seksual

Penyebab kanker serviks terdiri dari berbagai faktor. Kasus yang sering ditemukan adalah infeksi HPV atau human papilloma virus yang kemudian beresiko meningkatkan potensi kanker serviks. Kanker leher rahim sendiri terjadi ketika terdapat pertumbuhan abnormal pada sel-sel leher rahim yang akhirnya menyerang jaringan di area serviks dan menyebar ke organ tubuh lainnya seperti saluran urin, paru-paru, hati, vagina, dan anus. Dari 100 varian HPV, 35 di antaranya merupakan HPV genital yang berpotensi menginfeksi area vagina, dan sebagian dari jumlah ini berpotensi meningkatkan resiko kanker leher rahim. Virus ini tertular melalui kontak seksual.
Kanker leher rahim menjadi penyakit berbahaya sebab pertumbuhan sel-sel kanker berjalan secara lambat dan bertahap, hingga ketika terdeteksi kanker telah mencapai stadium lanjut. Usia rata-rata perempuan terdeteksi mengidap kanker serviks adalah 40-50 tahun, dimana masa pertumbuhan sel-sel kanker terjadi secara berkala pada usia 20-30 tahun. Sebagian kecil kasus kanker serviks ditemukan pada perempuan berusia 65 tahun ke atas. Namun, pada jumlah ini kanker telah mencapai stadium lanjut.
Penyebab kanker serviks juga berkaitan dengan infeksi menular seksual lainnya yaitu klamidia. Pada wanita, infeksi yang diperoleh melalui hubungan seksual ini seringkali muncul tanpa gejala. Adanya infeksi klamidia bisa diketahui lewat tes darah. Perempuan yang terinfeksi klamidia beresiko lebih besar mengidap kanker leher rahim daripada yang tidak. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh seperti HIV juga mendukung berkembangnya sel-sel leher rahim secara abnormal menjadi kanker serviks.
Selain infeksi menular seksual, merokok juga menjadi penyebab kanker leher rahim. Salah satu substansi yang terdapat pada tembakau bersifat racun terhadap sel-sel leher rahim dan berpotensi mendukung pertumbuhan abnormal sel menjadi kanker. Dalam beberapa kasus, faktor genetis juga menyebabkan kanker leher rahim. Seorang perempuan yang memiliki saudara atau ibu yang mengidap kanker leher rahim juga berpotensi mengidap penyakit yang sama.
Gaya hidup juga menjadi faktor yang berkorelasi dengan kanker leher rahim. Kurangnya olahraga, konsumsi makanan sehat, menjaga berat badan, dan menjaga kebersihan daerah kewanitaan berpotensi mendukung faktor-faktor sekunder yang menyebabkan kanker leher rahim. Penyakit ini dapat dicegah melalui hubungan seksual aman dan tidak berganti-ganti pasangan, tes pap smear secara berkala, vaksinasi, berhenti merokok, edukasi tentang kanker leher rahim, serta penerapan pola hidup sehat untuk mencegah munculnya penyebab kanker serviks.

Hubungan Antara Endometriosis Dan Kanker Serviks

Pada dasarnya, kedua penyakit ini hampir mirip. Keduanya sama-sama merupakan penyakit berbahaya dan hanya diderita oleh wanita. Kedua penyakit inipun menyerang organ yang sama, yaitu rahim, dimana organ ini memang hanya dimiliki oleh wanita.
Mengingat kemiripan antara endometriosis dengan kanker serviks, maka tak sedikit wanita yang merasa khawatir. Tidak sedikit yang bertanya mengenai hubungan antara endometriosis dan kanker serviks. Namun, benarkah ada secara medis ada hubungan antara kedua penyakit ini? Mungkinkah seseorang yang menderita endometriosis berpotensi untuk menderita kanker serviks di kemudian hari?
Adakah Hubungan Antara Endometriosis dan Kanker Servis? Sejauh ini belum bisa dipastikan apakah ada hubungan khusus antara endometriosis dengan kanker serviks, seperti misalnya penyakit endometriosis yang diderita dapat berujung pada kanker serviks. Secara biologis, keduanya memang mempunyai banyak persamaan. Keduanya sama-sama menyerang jaringan sel yang sehat dan menyebabkannya menjadi sakit dan abnormal.
Walaupun demikian, bila sel kanker dapat menyebar lewat aliran darah, maka endometriosis tidak. Selain itu, keduanya pun menyerang pada sistem imun tubuh, dimana saat penyakit ini menyerang, maka sistem imun tubuh yang bertugas untuk menghancurkan sel-sel penyerang ini tidak dapat bekerja dengan baik, hingga akhirnya sel-sel jahat ini terus berkembang dan menyebar.
Berdasarkan penelitian, kesamaan dalam menghancurkan sistem imun tubuh inilah yang membuat endometriosis dapat berujung pada kanker serviks. Pada saat seseorang menderita endometriosis, sistem imun yang biasanya bekerja perlahan mati satu demi satu dan digantikan oleh timbulnya sel-sel yang dapat menanamkan diri dimana-mana. Sel-sel baru yang dapat menanamkan diri dimana-mana inilah yang kemudian berujung pada terbentuknya sel kanker pada bagian mulut rahim.
Kekhawatiran Seputar Hubungan antara Endometriosis dan Kanker Serviks Melihat fakta dan banyaknya kasus yang terjadi, maka kekhawatiran akan timbulnya sel kanker, terutama kanker serviks, akibat penyakit endometriosis memang wajar adanya. Mengingat bahwa kanker serviks bisa saja terjadi setelah sebelumnya penderita menderita penyakit endometriosis, walaupun belum ada penelitian yang secara jelas mengungkapkan hal tersebut, namun Anda tetap harus waspada terhadap segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi.
Tentunya akan jauh lebih baik bila Anda dapat menghindari kedua penyakit tersebut dengan menjauhi penyebabnya. Namun, bila Anda telah menjadi penderita endometriosis, maka yang harus Anda lakukan adalah mengenali tubuh Anda sendiri. Anda harus cermat terhadap tanda-tanda yang muncul dari tubuh Anda, apakah memang menunjukkan potensi terjadinya kanker serviks atau tidak. Anda dapat melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam bila diperlukan.

Upaya Pencegahan Dini Pada Usia Rawan Penderita Kanker Serviks


Golongan Usia Rawan Penderita Kanker Serviks

Usia 47 tahun adalah golongan usia di mana kasus penyakit kanker leher rahim paling banyak ditemukan. Kanker serviks merupakan akibat dari pertumbuhan abnormal sel-sel leher rahim yang terjadi secara lambat dan bertahap dalam jangka waktu lama. Namun demikian, ketika kasus kanker leher rahim ditemukan pada golongan usia ini, kanker telah mencapai stadium lanjut. Oleh sebab itu, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan daerah leher rahim sejak dini sangat penting untuk memantau potensi pertumbuhan abnormal dari sel-sel leher rahim.

Usia Rawan Penderita Kanker Serviks: Faktor Resiko

Usia rawan penderita kanker serviks juga dipengaruhi oleh perilaku seksual dan gaya hidup mereka. Perokok dan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual beresiko lebih tinggi untuk terkena kanker serviks. Sebab, infeksi menular seksual seperti HPV genital dan klamidia dapat tertular melalui perilaku seksual tidak aman tersebut dan selanjutnya infeksi ini berpotensi mendukung pertumbuhan sel-sel kanker.

Nikotin dan zat kimia dalam rokok juga berpotensi mendukung pertumbuhan sel-sel kanker sebab kedua zat ini bersifat racun ketika berinteraksi dengan sel-sel leher rahim. Selain itu, faktor gaya hidup seperti kurang berolahraga dan kurang menjaga kebersihan daerah kewanitaan menjadi pemicu tidak langsung perkembangan sel-sel kanker leher rahim.

Edukasi dini tentang kanker leher rahim, penyebab, dan pencegahannya penting untuk diberikan sebagai upaya penyebaran informasi dan pencegahan dini penyakit tersebut terutama pada golongan usia rawan penderita kanker serviks.

MANFAAT VAKSIN PENCEGAH KANKER SERVIKS

Vaksin pencegah kanker serviks merupakan salah satu upaya utama yang dapat dilakukan sebagai antisipasi awal. Vaksin ini sebenarnya adalah vaksin untuk HPV, terutama untuk varian tipe HPV 16 dan 18 yang DNA virusnya banyak ditemukan pada 80% kasus kanker serviks. Pemberian vaksin ini aman dengan efek samping minimal pada tubuh, seperti rasa pegal di lengan beberapa saat setelah pemberian  vaksin.

Vaksin Pencegah Kanker Serviks: Target Usia

Vaksin pencegah kanker serviks dianjurkan untuk diberikan pada golongan usia 9-26 tahun yang belum terdeteksi kanker. Vaksin ini diberikan selama tiga kali, yaitu pada bulan 0, 1, dan 6 bulan setelah pemberian vaksin kedua agar vaksin dapat bekerja maksimal. Bagi pasien yang terdeteksi memiliki gejala awal pre-kanker, vaksin dapat tetap diberikan namun tidak dapat bekerja secara optimal.
Sebelum vaksinasi, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dan memaparkan kondisi kesehatan Anda pada dokter. Ibu hamil tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi, begitu pula orang yang bersuhu badan di atas 37 derajat. Paparkan pada dokter jika Anda mengidap penyakit kekebalan tubuh lainnya, atau memiliki alergi obat tertentu dan sedang dalam masa pengobatan untuk penyakit tertentu.

Manfaat Pemberian Vaksin Pencegah Kanker Serviks

Pemberian vaksin ini juga bermanfaat untuk mencegah infeksi HPV varian lainnya, terutama HPV genital yang varian virusnya lebih rendah daripada tipe 16 dan 18. Setelah pemberian vaksin, dianjurkan pada para perempuan untuk tetap melakukan tes pap smear secara reguler. Ini penting untuk tetap memonitor pertumbuhan sel-sel leher rahim sebagai antisipasi terhadap penyakit. Pencegahan mandiri lainnya selain vaksin juga penting untuk dilakukan seperti menjaga kebersihan daerah kewanitaan dan berperilaku seksual secara aman serta tidak berganti-ganti pasangan untuk mencegah penularan HPV.

Terapi Kanker Serviks dan Manfaatnya

Jenis-Jenis Terapi Kanker Serviks

Adapun Jenis-Jenis Terapi Kanker Serviks antara lain:

1. Operasi

Operasi menjadi opsi terapi kanker serviks pertama untuk menghilangkan sel-sel kanker dari tubuh. Operasi yang dilakukan pun berbeda-beda antar satu kasus dan lainnya tergantung stadium kanker dan kondisi pasien. Biopsi kerucut adalah salah satu terapi awal yang dilakukan untuk menghilangkan sebagian dari leher rahim yang terserang kanker. Terdapat pula operasi menggunakan laser untuk mematikan dan menghentikan pembelahan sel.
Pada kanker rahim stadium lanjut, histeroktomi adalah opsi pembedahan yang diambil, yaitu memindahkan uterus dan leher rahim dari tubuh. Efek samping dari tindakan operasi yang diambil berbeda-beda tergantung opsi yang dilakukan dan kondisi pasien.

2. Radiasi sinar X

Terapi berikutnya adalah radiasi sinar X. Terapi ini efektif untuk mematikan sel dan mencegah pembelahannya jika diterapkan pada stadium awal kanker. Pada stadium lanjut, terapi ini memerlukan kombinasi dengan terapi lainnya.
Kemoradiasi menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan harapan hidup pasien. Terapi radiasi memiliki efek samping kelelahan, mual, diare, iritasi kulit dan perubahan atau penghentian siklus menstruasi selama beberapa waktu.

3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi yang umum digunakan pada kasus kanker, tak terkecuali kanker rahim. Kemoterapi digunakan agar sel kanker lebih sensitive terhadap radiasi, hingga memudahkan kombinasi terapi yang diberikan untuk mematikan dan menghentikan pembelahan sel, terutama pada kondisi sel kanker yang telah menyebar.
Kemoterapi memiliki efek samping kemandulan, mual, muntah, diare, kerontokan rambut, dan juga menurunnya selera makan. Bersama dengan radiasi, selain diberikan dalam bentuk kombinasi terapi kemoradiasi untuk meningkatkan harapan hidup pasien, terapi ini juga diberikan untuk meredakan gejala dan mengurangi komplikasi pada stadium lanjut.

4. Terapi Lainnya

Selain terapi lewat operasi, penyinaran, dan penggunaan bahan kimia, terdapat pula terapi yang diberikan untuk meredakan gejala, efek samping, dan membuat pasien lebih tenang. Meditasi, yoga, dan aroma terapi membuat pasien menjadi lebih tenang dan mengurangi efek stres yang terjadi pada pasien. Pemijatan ringan yang tidak memberikan tekanan terlalu dalam pada tubuh bermanfaat untuk mengurangi ketegangan otot.
Akupuntur menjadi terapi tambahan untuk meredakan mual, muntah, sakit kepala, dan sakit punggung yang menjadi efek samping dari terapi kanker serviks yang sedang dijalani.

Jenis Makanan Pemicu Kanker Serviks

Sebagaimana kita ketahui bahwa penyakit umumnya timbul dari gaya hidup yang tidak baik. Begitu pula kanker serviks. Gaya hidup yang tidak baik menjadi penyebab dari timbulnya penyakit ini. Selain perilaku seks bebas yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi virus HPV atau Human Papilloma Virus, makanan pun dapat menjadi pemicu kanker serviks.

Seperti apakah jenis makanan pemicu kanker serviks? Apakah termasuk di dalamnya makanan yang sering Anda makan? Anda dapat menemukan jawabannya dalam daftar berikut.
  • Makanan Berlemak
     
  •  
  • Makanan berlemak merupakan salah satu jenis makanan pemicu kanker serviks. Wanita yang benyak mengkonsumsi makanan berlemak jauh lebih berpotensi terkena kanker serviks dibandingkan wanita yang lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Hal ini dapat terjadi karena lemak dapat memproduksi hormon estrogen, sementara kondisi rahim yang terlalu sering terpapar oleh hormon estrogen dapat memicu timbulnya sel kanker. Selain itu, makanan berlemak juga dapat menyebabkan kegemukan. Bila tidak diimbangi oleh banyak bergerak dan juga banyak berolahraga, maka potensi timbulnya sel kanker akan semakin besar. Untuk itu, sebaiknya kurangi konsumsi makanan berlemak. Usahakan untuk lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta selalu berolahraga paling tidak selama 30 menit selama setiap hari.
  • Makanan dengan Zat Kimia
    Makanan dengan Zat Kimia Saat ini, sulit menemukan makanan dan minuman yang bebas dari zat kimia. Sebagian besar makanan dan minuman yang beredar paling tidak memiliki satu jenis zat kimia yang terkandung di dalamnya, seperti pemanis buatan, pewarna buatan hingga zat pengawet. Padahal, makanan dengan kandungan zat kimia ini dapat menjadi pemicu kanker serviks. Untuk menghindari terlalu banyaknya zat kimia yang mengkontaminasi tubuh Anda sehingga menjadi pemicu kanker serviks, sebaiknya Anda memasak sendiri makanan yang akan Anda makan. Dengan memasak sendiri makanan Anda, minimal Anda mengetahui segala proses yang terjadi mulai dari proses pencucian hingga saat makanan dimasak. Dengan demikian, Anda dapat mengusahakan yang terbaik untuk diri Anda maupun keluarga Anda agar terhindar dari kanker serviks 
  •  
  • Makanan dengan Kandungan Alkohol
Jenis makanan pemicu kanker serviks lainnya adalah makanan yang mengandung alkohol. Pada dasarnya alkohol tidak baik untuk tubuh Anda. Selain itu, dengan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan, Anda dapat memicu timbulnya sel kanker di dalam mulut rahim Anda. Oleh karena itu, sebaiknya hindari konsumsi makanan yang mengandung alkohol, seperti cake yang mengandung alkohol atau tape. Sekali-sekali mungkin tidak apa-apa, tapi jangan sampai Anda berlebihan dalam mengkonsumsinya

Senin, 07 April 2014

Ini Bedanya Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2


Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2
sakit diabetes, diabetes mellitus, diabet tipe 1, diabet tipe 2, obat herbal diabetesJakarta, Meski sama-sama berhubungan dengan kelebihan gula di dalam darah, diabetes tipe 1 dan 2 punya beberapa perbedaan yang sangat mendasar. Penyebabnya sangat berbeda, pengobatan dan cara pencegahannya juga tidak bisa disamakan begitu saja.
Perbedaan pertama terletak pada usia pasien saat pertama kali didiagnosis. Diabetes tipe 1 lebih banyak menyerang pasien di bawah umur 20 tahun sehingga sering disebut juvenile onset, sebaliknya tipe 2 menyerang usia 35 tahun ke atas atau disebut adult onset.
Penggunaan istilah juvenile onset dan adult onset saat ini sudah dihilangkan, sebab pada kenyataannya diabetes tipe 1 dan 2 bisa menyerang usia berapapun. Hanya saja, kecenderungannya masih sama yakni tipe satu lebih banyak menyerang di usia muda dan tipe 2 di usia tua.
Selanjutnya adalah postur dan perawakan pengidapnya. Pasien diabetes tipe 1 umumnya memiliki perawakan kurus, sedangkan diabetes tipe 2 lebih banyak menyerang orang-orang bertubuh besar yang dikategorikan kelebihan berat badan (overweight) maupun obesitas.
Diabetes tipe 1 dan 2 juga dibedakan berdasarkan penyebabnya. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan pankreas sehingga produksi insulin berkurang, sementara tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin dalam arti insulinnya cukup tetapi tidak bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah.
Karena penyebabnya berbeda, pengobatan kedua tipe diabetes ini juga tidak sama. Pengidap diabetes tipe 1 membutuhkan insulin dalam bentuk suntikan maupun pompa insulin sedangkan pasien diabetes tipe 2 cukup mengonsumsi obat oral atau obat telan.
Diabetes tipe 1 susah diprediksi dan dicegah, sebab merupakan kelainan genetik yang dibawa sejak lahir. Lain halnya dengan diabetes tipe 2 yang sangat bisa dicegah, karena biasanya menyerang orang-orang dengan pola makan tidak sehat dan jarang berolahraga.
Dilihat dari perbandingan jumlah kasus, diabetes tipe 1 mencakup 10-15 persen dari jumlah seluruh pengidap diabetes. Dikutip dari ABC News, Senin (20/2/2012), jumlah kasus diabetes tipe 2 terutama di negara maju dan berkembang mencapai 85-90 persen dari seluruh pengidap diabetes semua tipe.

Rabu, 02 April 2014

Perencanaan Diet pada Penderita Sirosis Hati


Siapa saja yang menderita sirosis harus tahu bahwa, Anda bisa membuat diri merasa jauh lebih baik dengan mengendalikan apa yang masuk ke tubuh Anda.
Dengan mengikuti beberapa pedoman yang disajikan dalam artikel ini, Anda dapat membuat beban kerja hati Anda secara signifikan lebih mudah. Hasilnya tidak hanya hati yang sehat tetapi kehidupan yang lebih menyenangkan karena Anda akan merasa lebih baik juga.
  1.  Tinggalkan alkohol dan berkomitmen untuk menjadi sehat. 
  2. Protein yang Memadai
    Hal terpenting dari rencana diet sirosis adalah asupan dalam jumlah yang cukup namun tidak berlebihan.Protein diperlukan untuk memperbaiki jaringan tubuh terutama hati.
    Karena hidup adalah sebagian besar tentang keseimbangan, harus diatur bahwa Anda memiliki jumlah protein yang tepat dalam diet Anda dan juga dari sumber yang tepat. Caranya adalah dengan menghindari protein dari hewan dan  lebih memilih ke nabati. Bisa berupa kacang-kacangan dan produk lainnya dari tumbuhan.
    Tentu saja, Anda masih boleh mengkonsumsi protein dari sumber hewan, hanya saja harus memperhatikan berapa banyak yang dikonsumsi dan harus menjaga keseimbangan dengan lebih banyak ke arah protein nabati.
  3.  Rendah Lemak
    Hati adalah organ sangat penting pada tubuh,karena memiliki fungsi sangat lengkap.
    Sama dengan protein, ide yang baik untuk mengonsumsi makanan dengan lemak dari sumber yang tepat. Anda mungkin sudah  mengetahui lemak nabati dapat diperoleh dari  kacang-kacangan dan biji-bijian.Batas konsumsi lemak adalah sekitar seperempat dari total kalori setiap harinya.
  4. RendahNatrium
    Bagi penderita sirosis mengatur asupan natrium dalam setiap makanan yang akan dikonsumsi adalah suatu keharusan. Periksalah kandungan natrium dalam setiap makanan yang akan anda makan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan yaitu jumlah natrium yang berlebihan.
    2000 miligram sodium per hari adalah jumlah terbesaryang bisa anda konsumsi.
 

Selalu konsultasikan kesehatan anda dengan dokter yang profesional,perlakukan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat dan hindari apa yang memang tidak diperbolehkan bagi anda penderita sirosis hati,pastinya akan membuat tubuh anda lebih sehat.
By ierlita