Rabu, 18 Desember 2013

TERJEBAK NOSTALGIA



 
Telah lama ku tahu engkau
Punya rasa untukku
Kini saat dia tak kembali
Kau nyatakan cinramu
Namun aku takkan pernah bisa, ku
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia

Semua yang ku rasa kini
Tak berubah sejak dia pergi
Maafkanlah ku hanya ingin sendiri ku di sini
Namun aku takkan pernah bisa, ku

Takkan pernah merasa
Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia

Takkan pernah merasa

Rasakan cinta yang kau beri
Ku terjebak di ruang nostalgia

by. RAISA
 

APALAH ARTI MENUNGGU

Telah lama aku bertahan
Demi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa tlah hilang
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Dahulu kaulah segalanya
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
Namun sekarang aku mengerti
Tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi
Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi

Rabu, 13 November 2013

Amandel Membandel? Atasi dengan Tanaman Saga!

  Tanaman Saga 
 
Meski ukurannya terbilang kecil, dengan letak yang tersembunyi dalam rongga mulut, amandel memainkan peranan penting dalam menahan kuman yang masuk lewat mulut. Namun, jika serangan tersebut tak terelakkan, amandel dapat meradang (tonsillitis). Biasanya, peradangan akut pada amandel didahului oleh radang akut pada saluran pernafasan atas dengan gejala seperti batuk atau flu.
Bisa jadi, penderitanya akan mengalami kesulitan saat menelan, yang diikuti dengan demam, bahkan dapat terjadi kejang bila panasnya terlalu tinggi. Pada kasus dimana amandel yang membengkak menghalangi saluran nafas, amandel dapat diangkat melalui tindakan pembedahan kecil.
Namun, ada cukup banyak kasus yang menunjukkan bahwa setelah operasi amandel dilakukan, ada banyak masalah yang muncul, yang berkaitan dengan pernafasan. Karena itu, tidak sedikit orang yang memutuskan mundur dan memilih pengobatan alternatif, salah satunya dengan ramuan tanaman Saga.

Rebusan Daun Saga Redakan Pembengkakan Amandel

Selain tumbuh liar di hutan dan semak belukar, tanaman Saga (Abrus precatorius) seringkali ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman obat karena secara empiris, akar dan daun Saga dipercaya dapat menyembuhkan sariawan, batuk, dan radang tenggorokan. Di beberapa negeri, Saga bahkan dapat digunakan sebagai kontrasepsi alami bagi wanita.
Bagian bijinya (patern oster) yang dikenal dengan racunnya yang mematikan pun tetap dapat didayagunakan sebagai pestisida nabati dan hiasan seperti manik-manik dan kalung.
Saga sendiri tergolong sebagai tanaman perdu dengan pokok batang yang berukuran kecil dan tumbuh merambat pada tanaman lain. Sedangkan, dedaunan yang dimilikinya, memiliki bentuk menyerupai daun tanaman Asam jawa. Untuk mengobati radang amandel, Anda dapat memanfaatkan bagian daun maupun akar tanaman ini.
Anda dapat menggunakan akar tanaman Saga yang masih segar ataupun akar kering yang bisa diperoleh di toko yang menjual bahan obat herbal. Untuk membuat ramuannya, ikuti langkah-langkah berikut.
  • Ambil akar tanaman Saga secukupnya dan ambil satu batang Kayu manis.
  • Cuci kedua bahan hingga bersih. Kemudian, rebus ke dalam 4 gelas air putih hingga mendidih.
  • Tunggu hingga volume air rebusan berkurang hingga setengahnya saja.
  • Saring air rebusan tersebut dan minum rutin sebanyak dua kali sehari.
Seraya Anda mengonsumsi ramuan tersebut, ada baiknya untuk melakukan pemeriksaan berkala untuk mengetahui kondisi amandel Anda. Pastikan apakah pengobatan yang Anda lakukan dengan ramuan tanaman Saga berhasil atau tidak.
Selama pengobatan dengan ramuan Saga ini dilakukan, ada baiknya untuk tidak mengonsumsi minuman yang terlalu dingin, bersoda, dan bergas, maupun minuman-minuman yang dapat mengganggu saluran tenggorokan seperti alkohol, kopi, dan teh.
Apabila segala upaya telah dilakukan dan tidak kunjung membuahkan hasil, mau tidak mau, operasi harus dilakukan untuk mencegah agar peradangan dan infeksi tidak semakin memburuk.
Written by 




Hp :  0812 863 0320 (WA)
         087 87 71 63 203 

Selasa, 12 November 2013

Lumpuhkan Ingatanku -Geisha Band



Jangan sembunyi
Ku mohon padamu jangan sembunyi
Sembunyi dari apa yang terjadi
Tak seharusnya hatimu kau kunci

Bertanya, cobalah bertanya pada semua
Di sini ku coba untuk bertahan
Ungkapkan semua yang ku rasakan

Kau acuhkan aku, kau diamkan aku
Kau tinggalkan aku

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Jangan sembunyi
Ku mohon padamu jangan sembunyi
Sembunyi dari apa yang terjadi
Tak seharusnya hatimu kau kunci

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentang dia
Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Hapuskan memoriku tentang dia
Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia
Ku ingin ku lupakannya

Kau acuhkan aku, kau diamkan aku
Kau tinggalkan aku

Senin, 11 November 2013

TESTIMONI NP _ PERJUANGAN MELAWAN KANKER PARU

Testimoni NATURALLY PLUS - Proses Perjuangan Melawan Kanker Paru-Paru

17 August 2011 at 13:31
Bapak Matsufuji Mamoru dari Jepang:

26 Januari 2005 (Rabu) Pergi ke dokter di rumah sakit terdekat karena demam.

27 Januari 2005 (Kamis) Bergabung dalam perjalanan penelitian bersama dengan teman (tidak makan siang karena demam dan batuk).

28 Januari 2005 (Jumat) Demam, batuk, & sakit tenggorokan, diinfus di rumah sakit terdekat.

3 Februari 2005 (Kamis) Demam, batuk, & sakit tenggorokan, diinfus di rumah sakit terdekat.

15 Februari 2005 (Selasa) Demam, batuk, sakit tenggorokan, dirontgen sinar-X di rumah sakit terdekat. Didiagnosa:cardiomegaly (jantung membengkak, akibat batuk yang parah), detak jantung yang tidak teratur, air terkumpul di paru-paru.

18 Februari 2005 (Rabu) Kesakitan akibat demam dan batuk, pergi ke rumah sakit terdekat untuk rontgen sinar-X dan CT-Scan. Mendapatkan 'pemberitahuan kanker', terdapat bayangan di paru-paru tersebar dari 4 lokasi ke 7 lokasi. Diberitahukan bahwa operasi jantung dan paru-paru secara bersamaan sangat berbahaya dan sulit, jika dirawat denganbaik pun, kemungkinan tidak akan dapat hidup secara normal.

22 Februari 2005 (Selasa) Pindah ke Rumah Sakit Saiseikai yang lebih modern. Mulai minum Super Lutein dengan serius, dengan dosis 2 kapsul setiap dua jam, waktu malam pun tetap minum Super Lutein, tanpa terputus.

23 Februari 2005 (Rabu) Menemui dokter di Saiseikai Hospital, disuntik cairan radiokontras untuk pemindaian sinar-X dan magnetic resonance imaging (MRI) seluruh badan.

24 Februari 2005 (Kamis) Mengeluarkan sejumlah besar air seni dan tinja lama yang terkumpul di dalam usus (dalam satu malam).

1 Maret 2005 (Selasa) Menemui dokter di Saiseikai Hospital, disuntik cairan radiokontras untuk pemindaian sinar-X dan computed tomography (CT) seluruh badan. Pada waktu malam, merasa demam, batuk dan sakit tenggorokan, sangat menderita, hampir tidak dapat bernafas. Kepala seolah-olah mau pecah, sehingga menekan-nekan kepala dengan kedua tangan, tidak dapat tidur.

2 Maret 2005 (Rabu) Pada waktu siang, demam dan batuk, sangat menderita, hampir tidak dapat bernafas, kepala seolah-olah mau pecah. Pada waktu petang, pergi ke rumah sakit untuk menebus obat batuk.

7 Maret 2005 (Senin) Tanggal yang dijadwalkan untuk masuk ke rumah sakit, namun ditangguhkan karena tidak ada ranjang kosong di rumah sakit.

10 Maret 2005 (Kamis) Diberitahukan oleh pihak rumah sakit agar segera masuk ke rumah sakit pada hari berikutnya, yaitu 11 Maret (Jumat) 1:30 petang, akan dipersiapkan untuk menjalani operasi.

11 Maret 2005 (Jumat) Masuk rumah sakit. Menerima pemindaian sinar-X bagian dada, menjalani elektrokardiogram dan tes darah.

12 Maret 2005 (Sabtu) Dokter menerangkan materi diagnosis dan upaya untuk merawatnya ke anggota keluarga dan menjelaskan hasil rontgen.

13 Maret 2005 (Minggu) Suhu tubuh, denyut nadi dan tekanan darah mulai normal.

14 Maret 2005 (Senin) Pemeriksaan otak dan hasilnya cukup baik.

15 Maret 2005 (Selasa) Pemeriksaan bagian perut dan hasilnya cukup baik.

16 Maret 2005 (Rabu) Menjalani pemeriksaan dengan Positron Emission tomography (PET). PET merupakan peralatan medis diagnotik yang tercanggih dan terbaru untuk diagnosa kanker. Dapat menemukan kanker dan perubahan patologi yang tersebar ke seluruh badan. Merupakan pemeriksaan yang dapat membantu pemilihan cara pengobatan yang paling sesuai. Ambil darah → istirahat → berbaring telentang (6 lokasi diatur dengan pita mesin) → berputar sambil merekam selama 20 menit → istirahat → perekaman selama 3 jam (pemeriksaan yang sangat meletihkan).

17 Maret 2005 (Kamis) Menjalani pemindaian sinar-X bagian dada. Pemeriksaan tulang (pemeriksaan sintilasi gallium) selama 3 jam.

Pada waktu petang, dokter berada di sisi saya mencondongkan kepalanya ke depan dan berkata: "Sangat aneh! " Saya bertanya: "Dokter, apa yang aneh?" Dokter berkata: "Tuan Matsufuji, sangat aneh. Kanker yang dilihat dari hasil dulu sudah hilang. Ini mustahil!"

Kemudian ia mencondongkan kepalanya lagi dan berkata: "Sudah pulih tanpa menggunakan bahan antikanker, sangat menakjubkan! Tangguhkan pemeriksaan bronkus, buat pemeriksaan urologi," katanya sambil keluar. Setelah itu, perawat masuk dan berkata: "Tuan Matsufuji, penyakit Anda sudah pulih, apa telah terjadi? Tujuh dokter ingin bertemu malam ini, rupanya ingin mendiskusikan kasus ini."

Dari hari menerima 'pemberitahuan kanker' sampai kini benar-benar satu bulan. Saya tidak ingin mengarungi penderitaan operasi, saya juga tidak ingin menjalani kehidupan yang sakit-sakitan. Bila mengenang kembali waktu saya diberitahu kanker satu bulan sebelumnya, saya berpikir tentang begitu banyak hal yang belum saya buat, banyak hasrat yang belum tercapai. Saya juga masih muda.

Saya tidak ingin coba-coba ketika memutuskan untuk mengkonsumsi Super Lutein. Oleh itu, saya mulai minum Super Lutein dengan serius. Saya minum 2 kapsul Super Lutein setiap dua jam, setiap hari, tidak kurang satu kali pun, secara berkelanjutan. Saat saya masuk rumah sakit, saya tetap minum Super Lutein secara berkelanjutan, tidak pernah lupa sekalipun secara terus-menerus selama satu bulan.

18 Maret 2005 (Jumat) Menjalankan pemeriksaan prostat di bagian urologi

19 Maret 2005 (Sabtu) Hari ini saya sangat bersemangat, tidak ada gejolak emosi. Suhu badan, denyut nadi dan tekanan darah normal. Pada hari siangnya, dokter memberikan penjelasan kepada saya dan keluarga dengan membandingkan foto sinar-X yang diambil saat saya masuk rumah sakit dan foto yang diambil sekarang. Semua bayangan sudah hilang! Dan jantung saya pun sudah pulih ke ukuran yang semula. Saya diperbolehkan untuk keluar rumah sakit karena sudah pulih sepenuhnya.

22 Maret 2005 (Selasa) Dokter dari Saiseikai Hospital mengirimkan sepucuk surat kepada dokter di rumah sakit asal. Dokter dari rumah sakit asal berkata: "Meskipun tidak memberitahukan kepada pasien, hasil diagnosa di rumah sakit kami menunjukkan tanda-tanda cardiomegaly (jantung bengkak), detak jantung tidak teratur, air berkumpul di paru-paru dan bayangan terdeteksi. Ada indikasi kanker titik terminal. Operasi sulit dan peluang pemulihan tidak tinggi, dan sulit kembali ke kehidupan normal. Pasien yang saya rasa tidak dapat pulih dan keluar rumah sakit, sekarang diberitahukan berita yang begitu baik, ini sangat menakjubkan!"

"Kali ini saya telah mengenali penyakit sekarat. Saya ingin berterima kasih kepada banyak sahabat & kerabat yang telah membantu saya. Karena dorongan dan dukungan mereka, saya telah sehat kembali. Karena dukungan doa dari semua orang, saya dapat pulih sepenuhnya. Ini adalah pengalaman pribadi saya yang sebenarnya, oleh karena itu, saya sangat bersyukur sekali. Sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua orang."

KESAKSIAN SURVIVOR KANKER PARU

Buah dan Sayuran Penyambung Hidup Saya (Kesaksian Survivor Kanker Paru)

12 October 2013 at 18:27
Sumber : Berdamai Dengan Kanker
CISC (Cancer Information and Support Center)

Lelah Berkepanjangan

Saya memang perokok. Sejak muda, saya hobi menghembuskan napas bersama asap uang mengandung nikotin itu. Bukannya saya tidak menyadari bahaya merokok, yang salah satunya disebut sebagai penyebab kanker. Di belakang bungkus rokok, tercantum jelas etiket: “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”.

Akan tetapi, peringatan itu layaknya sebuah hiasan bagi bungkus rokok. Saya tidah mengindahkannya, bahkan tak mau tahu tentang penyakit yang disebut-sebut dalam etiket bungkus rokok itu. Buktinya, banyak orang yang merokok, baik-baik saja, paling hanya batuk-batuk. Tak pernah sedikit pun tersirat bahwa suatu saat rokok ini dapat menyebabkan saya terkena kanker.



Keluarga saya bukannya tidak mau tahu tentang kebiasaan ini. Mereka sering memperingatkan saya akan bahayanya. Anak sulung saya, Carolina Junianti, yang kini menjadi dokter, dan istri saya, Liana Limandjaya, adalah sosok yang paling rajin untuk menasehati untuk menghentikan, atau mengurangi kebiasaan merokok. Maklum, setidaknya, sehari saya menghabiskan sebungkus rokok keretek dan rokok putih. Tapi, istri saya lebih takut saya akan terkena jantung atau stroke. Seperti saya, ia pun sama sekali tak punya bayangan rokok akan menjadi kanker.

Akhirnya, kanker menghampiri saya ketika usia 64 tahun pada 2006. Bila saya memiliki kehidupan sebelumnya, tak ada lagi gejala spesifik yang menunjukan saya bakal menghabiskan sisa hidup dengan penyakit yang konon paling mematikan ini. Saya memang sering batuk-batuk. Sesekali berdahak, terutama saat bangun tidur pagi hari. Tapi ludahnya tidak mengeluarkan darah. Saya pun tak pernah mengalami sesak napas. Yang tidak saya sadari, dan sepertinya harus diwaspadai, adalah beberapa bulan sebelumnya, tepatnya dua atau tiga bulan sebelum terdeteksi, saya sering merasa lemas tanpa sebab yang jelas.

Saya tinggal di Bandung, Jawa Barat, dan bekerja di pabrik tekstil di pekalongan, Jawa Tengah. Setiap akhir pekan, saya pulang ke Bandung. Bolak-balik Bandung-Pekalongan, saya membawa mobil, menyetir sendiri lagi.waktu itu saya pikir, apakah rasa lemas ini akibat usia yang sudah tua yang menggerus stamina saya. Rutinitas menyetir biasanya tidak menguras tenaga, kini membuat saya loyo sekali. Maunya tidur.

Anehnya, badan terasa lemas dan loyo seperti mengantuk, tapi jika dibawa untuk tidur, saya malah tidak bisa tidur. Mata sudah dipejamkan, tapi tetap tidak bisa tidur. Saya tidak bisa tidur. Tanpa disadari, muka saya jadi tidak cerah, kusam. Kalau diperhatikan di foto pernikahan anak saya kedua, sebetulnya rautnya sudah berubah. Muka saya tampak kuyu, seperti orang kelelahan.

Gejala kedua, dada di bagian kanan saya terasa sakit. tapi, lagi-lagi ini tidak membuat saya curiga. Maklum, sebagai orang yang bekerja di pabrik tekstil, saya sangka itu hanya masuk angin biasa.

Langsung Stadium Lanjut

Dengan keluhan selalu lemas ini, saya memeriksakan diri ke dokter. Akhirnya, saya dirujuk memeriksakan diri ke dokter paru-paru. Untuk memeriksakan ini, saya harus menjalani, anatara lain, foto sinar-X, CT-scan toraks, biopsi jarum halus, bronkoskopi, dan USG abdomen. Ternyata, saya didiagnosa kanker paru stadium 3A. Sifatnya progesif, dan cepat. Kata dokter umur saya tinggal 6 bulan lagi. Setelah diperiksa lebih lanjut, diperoleh hasil staging, kanker paru yang saya terima adalah T2N2M0. Kanker paru saya berada di kanan atas berukuran cukup besar, 2,7 x 11,3 x 4,4 cm; tipenya non-small cell lung cancer. Tipe ini biasanya berada di jaringan. Oleh karena kanker saya stadium 3A, maka sudah ada jaringan limfa di sekitarnya, akibatnya kanker saya tidak bisa di operasi, non operable cancer. Diketahui dari hasil PET-scan.

Untuk menyembuhkan kanker, mau tak mau saya diharuskan menjalani kemoterapi sebanyak 4 siklus yang dilakukan setiap 3 minggu sekali dan radioterapi sebanyak 33 kali, yang dilakukan setiap hari kerja, Senin hingga Jum'at. Radiasi ini dibarengi dengan radioterapi. Namun, saya tidak perlu dirawat di rumah sakit, badan saya termasuk fit untuk melakukan kemoterapi bersamaan dengan radioterapi. Saya pun tidak mempunyai komplikasi penyakit lain. Kondisi leukosit saya selama terapi juga termaksud stabil. Organ hati saya tidak terpengaruh sehingga memudahkan pengobatan. Kondisi ini sangat saya syukuri. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Banyak penderita kanker lain tidak seberuntung saya sehingga proses terapi kanker tidak sesuai jadwal dan harus dilakukan serangkainan tindakan untuk memperkuat kondisi tubuh. Dengan demikian, pagi hari dilakukan kemoterapi, sorenya saya mendapatkan terapi radiasi. Pengobatan ini berlangsung sejak 19 Juli hingga 21 September 2006.

Walalupun tubuh saya tergolong kuat, tetap saja proses kemoterapi dan radiasi memberikan saya efek yang dahsyat. Pengobatan itu membuat saya pusing, mual, dan maunya muntah. Mood saya pun sering terganggu. Nafsu makan berkurang sekali. Dalam periode pengobatan itu, berat badan turun drastis. Dari 64 kg turun menjadi 56 kg. Pada masa pengobatan ini saya juga sering mengalami susah tidur, badan terasa lemas, tapi kantuk tak kunjung datang. Seandainya saya dulu mengetahui banyak tentang kanker, mungkin saya akan berpikir beribu kali untuk menghisap rokok.

Gejala Kanker Paru

Gejala paling umum diderita kanker paru adalah:
  1. Napas sesak dan pendek
  2. Sakit kepala, nyeri atau retak tulang tanpa sebab yang jelas
  3. Kelelahan kronis
  4. Hilangnya selera makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
  5. Suara serak
  6. Pembengkakan di leher atau wajah
Serba Alami Untuk Jinakan Kanker

Setelah terapi kanker usai, boleh dibilang fisik saya tak siap untuk bekerja. Saya pun berhenti bekerja. Untunglah untuk pengobatan kanker, pimpinan perusahaan saya banyak membantu. Harus diakui, biaya pengobatan ini tidak sedikit, tetapi tetap harus dikeluarkan. Tabungan sudah jelas terkuras. Pada masa sakit ini, saya baru menyesali satu hal kekolotan saya dalam berinvestasi. Pada tahun 1980, sebetulnya saya sudah ditawari asuransi. Namun, begitu percaya dirinya, saya selalu menolak. Saya yakin bakal berumur panjang. Lagi-lagi pada tahun 2000 saya ditawari asuransi lagi, tapi saya tetap menolak. Buat apa asuransi? Lebih baik uangnya saya tabung. Tidak terpikirkan bahwa saat sakit, dengan memiliki asuransi, baik kematian maupun kesehatan, akan sangat membantu.

Seteleah terapi kanker, bukan berarti posisi saya langsung aman. Serangkaian usaha harus dilakukan agar kesehatan badan pulih dengan cepat. Kemoterapi dan radioterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker. Namun, pada akhirnya pengobatan semacam ini tidak pandang bulu dalam membunuh, sehingga sel-sel yang sehat pun ikut terbunuh. Vonis kanker 3A juga membuat nyawa saya di ujung tanduk. Kemungkinan bisa selamat satu-dua tahun pertama tak begitu besar. Saya pernah membaca, kemungkinan penderita kanker pankreas bisa diselamatkan meski berobat, hanya 6%. Sementara itu kanker paru kemungkinannya 13% lebih.

Kemungkinan untuk bertahan hidup yang diberikan memang sangat kecil. Makanya, saya harus berjuang untuk bisa masuk dalam survivor kanker paru. Pertanyaannya: "Bagaimana caranya?"

Masalahnya, dokter yang melakukan terapi kanker hanya berpesan agar saya menjaga kesehatan. Saya dianjurkan untuk menghindari makanan yang dibakar, mengandung zat pewarna, pengawet, dan perasa buatan. Lalu, apakah dengan menghindari semua makanan itu saya bisa survive? Rasanya, belum tentu.

"Memangnya, tidak ada rahasia pengobatan lain?” saya penasaran. Saya tak mau hanya menunggu. Saya tak mau hanya berpangku tangan menghadapi kemungkinan masa 6 bulan vonis hidup saya bisa saya lewati atau tidak. Saya harus memperjuangkan hidup saya.

Sejak terkena kanker. Saya banyak berdoa pada Tuhan dan memanfaatkan waktu kosong karena sudah pensiun untuk membaca buku. Saya membaca buku apa saja, dimulai dari buku doa, buku yang menceritakan tentang kemukjizatan yang didapat dari orang lain, buku terapi kanker, dan buku yang ditulis berdasarkan pengalaman penderita kanker lainnya. Diantara berbagai buku itu, saya sangat tertarik membaca buku tentang kanker di negara Barat, berjudul: "An Alternative Medicine - Definitive Guide to Cancer." Buku ini bercerita tentang dokter-dokter yang berupaya menyembuhkan kanker dengan cara alternatif, bukan cara konvensional, yakni kemoterapi, radasi, dan operasi.

Para dokter dalam buku ini memiliki metode masing-masing untuk menyembuhkan kanker pasien. begitu banyaknya metode. Agak membingungkan pada awalnya. Saya pun jadi pusing, harus mengikuti metode dokter yang mana.

Namun, akhirnya, dari berbagai metode, saya menarik benang merahnya saja. Saya lalu mengambil kesimpulan bahwa untuk bisa survive dari kanker itu, saya harus mengkonsumsi vitamin A, C, dan E. Kemudian ada pula mineral, seperti seng, selenium, dan germanium. Itu semua bisa didapatkan dari suplemen vitamin. Khusus untuk germanium, karena tidak ada suplemennya, saya ambil dari jamur. Jamur apa saja asalkan fresh.

Di luar itu, pada tahun pertama terkena kanker, saya pun mulai memakan tomat yang dijus, yang sebelumnya dikukus untuk diambil zat likopen-nya. Jika dikukus, tomat jadi asam. Konon, asam itu mengandung likopen. Likopen adalah antioksidan, sama seperti vitamin A, C, dan E yang adalah antioksidan.

Ditambah lagi, saya jadi rajin makan sayur. Sayurnya apa saja, asal yang hijau-hijau. Untuk daging, saya batasi makannya. Saya lebih memilih ikan laut, terutama dari laut dalam, seperti kakap dan tuna. Kalau tak ada ikan, saya ganti dengan konsumsi omega 3.

Di luar itu, saya mempertahankan kondisi dengan secara rutin mengkonsumsi jamu temulawak dan makan kunyit putih. Cara makannya bisa dipisah-pisah, bisa juga disatukan. Saya biasa minum 50-75 cc setiap hari. Di Pekalongan, saya juga menanam pohon penyambung nyawa. Tanaman itu sering disajikan sebagai lalapan. Rasanya asin dan berlendir, tetapi tak apalah…. masih bisa diterima perut untuk disantap.

Pada tahun pertama terkena kanker, ada yang bilang, saya harus makan sarang burung walet. Sejak itu pula, saya mengkonsumsi sarang burung walet, sedikit- sedikit. Harga sarang burung walet cukup mahal, tetapi pemakaiannya bisa untuk berbulan-bulan. Yang tak pernah saya tinggalkan adalah mengkonsumsi produk suplemen green algae dari sebuah MLM. Ini karena ada sejarahnya. Dahulu, sewaktu kecil, anak laki-laki saya mengidap asma. Begitu seringnya asma itu kambuh, terhitung bisa sampai 100 hari dalam setahun dia tidak masuk sekolah saat SD. Saya sudah mencoba berbagai cara agar anak saya lebih kuat mengatasi asmanya, misalnya dengan olah raga renang, tapi kurang berhasil. Baru setelah anak saya mengkonsumsi produk ini dan juga berolahraga tenis teratur selama beberapa tahun, asmanya berkurang dan akhirnya sembuh.

Temulawak/Kunyit Putih
  • 150 gram temulawak/kunyit putih diparut
  • Masak dengan 1 liter air. Saring.
  • Saringannya masih banyak, dimasak lagi dengan 250 cc air.
  • Saring lagi hingga siap diminum. Saya biasa minum 50-75cc.
Dengan perkembangan ini, saya pun mengikuti saran banyak orang yang mengatakan tidak boleh makan beras putih. Saya menggantikannya dengan beras merah. Saya juga dilarang mengkonsumsi produk makanan yang terbuat dari tepung terigu. Ada lagi yang bilang, tidak boleh minum susu sapi, kecuali susu kedelai. Akan tetapi, sesekali saya mengonsumsi daging sapi.

Jadi, sejak 2006, pola hidup seperti inilah yang saya jalankan. Pagi hari, saya tidak melupakan minum jus buah apel, nanas, nanas, dan pepaya. Menjelang siang, saya suka minum jus wortel dan brokoli. Untuk siang, saya makan sayur yang direbus sebentar kemudian dimakan dengan saus tomat buatan sendiri. Sayuran ini bisa dibuat sebagai salad, sop, atau dijus. Untuk protein, saya mengonsumsi tempe dan tahu. Untuk malam hari, menu saya hampir serupa dengan siang hari. Jus sayuran, saya konsumsi, paling tidak, untuk tiga kali sehari. Beragam sayuran bisa dibuat jus. Rasanya mungkin kurang enak, tapi faedahnya tinggi.

Sepertinya, repot ya … melihat gaya hidup saya sekarang. Saya ingin membagikan ilmu saya ini, tapi memang tidak mudah. Sayuran, apalagi mentah, bukan bagian dari kehidupan banyak orang. Rasa langu-nya tak jarang mengganggu, malah ada yang pahit. Apalagi, perlakuan untuk sayuran saat ini juga tak bisa sembarangan. Maklum, sekarang ini penggunaan pestisida juga tinggi. Tak cukup hanya dicuci dengan air, sayur-sayuran setelah dicuci, dimasukan ke larutan air yang diberi perasan dua jeruk nipis dan garam sesendok untuk takaran seliter air. Sayuran ini direndam selama 5-10 menit. Buah juga mendapat perlakuan yang sama dalam mencucinya.



Untuk kesehatan saya, boleh dibilang istri saya sangat berperan. Tanpa bantuannya, mustahil bagi saya sanggup menjalankan gaya hidup mengkonsumsi makanan sehat seperti ini. Istri juga yang sabar dalam membujuk dan mendampingi saya. Menemani orang sakit itu tidak mudah. Bahkan bisa jadi ikutan sakit dan stres. Apalagi mendampingi penderita kanker. Dengan kesakitan dan ketidaknyamanan akibat adanya kanker, maupun sewaktu pengobatannya, sering membuat saya uring-uringan. Pada saat-saat inilah istri saya sangat berperan unutk membujuk saya. Tak mengherankan, saya menjadi kurus, eh, istri pun ikut-ikutan menjadi kurus. Berta badannya turun 15 kg! Untunglah, dia selalu sehat. Bersama istri, kami berdua sering bereksperimen membuat berbagai variasi jus buah dan sayuran.

Selain repot, alasan penolakan teman saya yang lain atas gaya hidup baru usai pengobatan kanker itu adalah mereka tidak mau, di dalam sisa hidupnya, justru harus tersiksa dalam mengonsumsi makanan. “Capek-capek cari duit, buat apa kalau tidak dinikmati. Kalau memang harus pergi yah sudahlah,” itulah pikiran dari beberapa mereka.

Gaya hidup ini memang pilihan. Saya memilih tekun menjalankan gaya hidup ini karena saya ingin memperjuangkan hidup saya lebih panjang. Umur adalah rahasia Tuhan. Akan tetapi, jika ada jalan untuk “memperpanjang umur”, mengapa saya tidak mencobanya? Saya tak mau berbangga diri, tetapi dari banyak teman yang sama-sama berobat pada dokter dan rumah sakit yang sama dengan saya, saat ini beberapa diantaranya sudah berpulang.

STOP MEROKOK!

Ke depan, saya tak mau kanker ini juga menghampiri keturunan saya. Menghindari merokok adalah salah satu hal yang saya tekankan. Di luar merokok, jika saya analisis, mungkin, penyebab saya terkena kanker adalah stres di tempat kerja. Mengelola pabrik tekstil bukanlah hal yang mudah. Saya pun workaholic, saya bekerja sampai malam hari sehingga jam tidurnya melampaui tengah malam. Ini sering sekali terjadi. Apalagi saya tinggal di mess pabrik. Jadi, waktu saya bekerja bisa 24 jam. Orang Sunda bilang, saya ini manusia kalong, manusia malam. Sebetulnya saya enjoy menjalani pekerjaan ini karena memang saya suka. Namun, pola hidup dan kerja yang tidak sehat itulah justru memberi efek sebaliknya.



Lebih-lebih, saya bukanlah penggemar olahraga. Bisa dihitung dengan jari saya melakukan olahraga berkeringat. Ditambah lagi, pola makan saya yang tidak sehat. Gizi kurang seimbang, sayuran dan buah segar jarang sekali masuk ke daftar menu makanan. Pola makan pun sekena hati saya saja. bila perut meminta makan, baru saya makan. Tidak ada jam makan yang teratur. Hal lain yang bisa jadi penyebab kanker adalah pekerjaan saya di pabrik tekstil sejak muda. Di sini, paparan kimia selalu ada. Itulah kombinasi yang menurut saya menjadi pemicu penyakit saya.

Dan, satu hal yang saya sadari, jika sudah tua, mungkin pengaruh hormonnya juga berubah. Jadi kesimpulannya, apa yang saya makan, apa yang saya minum, apa yang saya hirup, apa yang saya pikir, itulah yang menjadikan kanker akhirnya datang menemani hidup saya..

Namun, saya tidak menyesali adanya kanker ini. Tanpa kedatangannya, saya tidak berkenalan dengan pola hidup makan yang sehat. Kanker ini juga mendekatkan saya kepada keluarga tercinta. Saya bukan lagi hendrata yang gila kerja, kini, pekerjaan saya adalah jalan-jalan ke rumah anak saya dan menemani cucu bermain. Jika saya tak terkena kanker, mungkin, saya masih terus sibuk bekerja di pabrik.

Tak hanya itu. Kanker ini pun mengenalkan saya pada CISC. Di wadah ini, saya bisa sharing pengalaman dengan sesama pasien kanker. Di CISC pula kita dapat menyadari bahwa kita tidak sendirian dalam menanggung beban penderitaan ini. Selalu ada orang lain yang mau mendengarkan.

Selesai menjalankan kemoterapi dan radiasi, saya rutin menjalankan check up tes darah dan PET-scan setiap 3 bulan sekali, lalu menjadi 6 bulan sekali, 9 bulan sekali, dan terakhir dokter menyuruh saya kembali hanya setahun sekali, sekali untuk kontrol. Selama pemeriksaan ini, terutama sejak 2008, hasil pemeriksaan PET-scan menunjukkan arah yang semakin membaik, yang dilihat dari ukuran kanker yang semakin mengecil dan dokter menyatakan tidak ada aktivitas dari sel-sel kankernya lagi. Hal ini membuat saya dan istri bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan semakin meyakini pilihan mengonsumsi buah dan sayuran yang selama ini sudah saya jalani. Pada masa kontrol terkahir saya, November 2010, dokter menyatakan hasilnya masih baik dan November 2011 ini merupakan kontrol saya yang terkahir jika hasilnya tetap baik.



Dua tahun lagi, jika masih survive menjalani hidup dengan kanker, dan tentunya kalau Tuhan mengizinkan, saya punya rencana ingin membagi pengalaman tentunya lewat sebuah buku dan juga membagi resep-resep aneka jus sayuran dan buah yang baik untuk penderita kanker, seperti yang selama ini saya konsumsi. Saya ingin membaginya kepada banyak orang. Saya ingin, banyak penderita kanker, bisa menjalani hidup sehat seperti saya. Tapi, tunggulah hingga masa lima tahun, masa tunggu kanker ini terlewati. Barulah saya percaya diri mengeluarkan buku tersebut.

KANKER PROSTAT

Warning! Kanker Prostat Intai Lelaki Penggemar Menu Daging

6 July 2012 at 14:47
Tribunnews.com - Selasa, 3 Juli 2012 13:05 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kaum lelaki patut waspada terhadap risiko kanker prostat. Ini merupakan jenis penyakit yang menyerang kelenjar sistem reproduksi lelaki.

Menurut National Institutes of Health, kanker prostat paling umum diderita oleh pria di atas usia 65 tahun, penyakit ini jarang ditemukan pada pria di bawah usia 40 tahun. Kanker prostat merupakan tipe kanker kedua yang paling umum ditemukan pada pria, setelah kanker kulit, menurut the Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

CDC bahkan menyebutkan kurang lebih 75 persen pria di atas usia 85 menderita kanker prostat ketika mereka meninggal meskipun belum tentu penyakit ini menyebabkan kematian. Kanker prostat ada yang lambat tumbuh dan tidak begitu memengaruhi kesehatan.

Dokter dapat melakukan uji prostate-specific antigen (PSA) melalui tes darah untuk mengetahui ada atau tidaknya kanker prostat namun uji tersebut tidak begitu ada manfaat bila dilakukan pada pria usia di bawah 50 tahun sehingga dokter sebaiknya memberi saran yang tepat apakah pasien perlu melakukan tes atau tidak.

Adanya diagnosa yang salah terhadap penyakit ini akan menimbulkan masalah cukup besar. Itu berarti orang menerima tes dan pengobatan padahal sebenarnya tidak mereka butuhkan. Efek samping dari pengobatan yang salah tersebut bisa berupa disfungsi ereksi serta hilangnya kontrol kemih.

Pengobatan kanker prostat sendiri dapat dilakukan melalui pembedahan atau dengan terapi radiasi. Namun Anda sebaiknya melakukan metode pencegahan agar terhindar dari penyakit ini.

Obesitas akan meningkatkan risiko kanker prostat agresif, oleh karena itu, salah satu cara untuk mengurangi risiko kanker prostat adalah dengan diet. Menurut National Institutes of Health, pria vegetarian memiliki risiko lebih rendah terkena kanker prostat daripada pria pemakan daging. 



NAMUN KINI ADA KABAR GEMBIRA BAGI PENDERITA GANGGUAN & KANKER PROSTAT

Telah hadir di Indonesia: SUPER LUTEIN (S LUTENA) yang dapat mengatasi masalah tersebut.

Fungsi SUPER LUTEIN (S LUTENA) dalam mengatasi masalah kaum Adam ini, antara lain:
  • Membantu mencegah kemandulan.
  • Membantu mencegah & memulihkan pembesaran prostat.
  • Menyembuhkan kanker prostat.
S LUTENA (SUPER LUTEIN) merupakan suplemen anti kanker no. 1 yang telah direkomendasikan oleh 6600 dokter di dunia. Kemampuannya sebagai anti kanker tidak dapat dipungkiri lagi. Kandungan lycopene, beta caroten dan alpha carotene merupakan karotenoid yang berfungsi sebagai antioksidan yang sangat baik untuk regenerasi sel-sel yang telah mati dan menghambat radikal bebas dalam tubuh. Karotenoid tersebut juga mampu menghambat dan membunuh mutasi sel-sel kanker ini, sehingga mencegah menjalarnya sel-sel kanker ke jaringan sehat lainnya.

Testimony:
Utk mendapatkan produk SUPER LUTEIN (S LUTENA), silahkan hubungi CONTACT PERSON kami.

JANGAN BEGADANG

Penemuan Terbaru Mengenai Kanker Hati: JANGAN TIDUR TERLALU MALAM !

5 May 2012 at 09:54
Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT) ,tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!!.

Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index).. Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti semua OK..

Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter specialis, benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis.

Pasien sangat terperanjat, “Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?”

Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “normal “. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita (Taiwan karena penulis berdomisili disana, tetapi juga termasuk masyarakat Indonesia salah memahami).

Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.

Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui didalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT di dalam darah meningkat.

Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi di dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.

Penyebab utama kerusakan hati adalah:
  1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
  2. Tidak buang air besar pada pagi hari.
  3. Pola makan yang terlalu berlebihan (Daging panggang, sate, dan gorengan / minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng untuk menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil....) Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan..
  4. Tidak makan pagi.
  5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.
  6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis buatan.
  7. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.
  8. Merokok atau menjadi perokok pasif.Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan.
Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari – hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “.
Sebab:
  • Malam hari pk 21.00 – 23.00: adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun(de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik (lebih baik lagi bila sudah tidur) . Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.
  • Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00: saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  • Dini hari 01.00 - 03.00: proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  • Dini hari 03.00 – 05.00: de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selam durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.. Bagi perokok pembersihan berlangsung dengan tidak sempurna.
  • Pagi pk 05.00 – 07.00: de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
  • Pagi pk 07.00 – 09.00: waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.30... Makan pagi sebelum pk 07...30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itu, Tidurlah yang Nyenyak dan Jangan Begadang.

5 MAKANAN PENYEBAB KANKER

5 Makanan Penyebab Kanker

28 July 2013 at 20:32
Sumber : Berbagai Sumber

Kanker adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor keturunan dan lingkungan. Kanker juga bukanlah sebuah penyakit yang tidak dapat dihindari. Karena terdapat bukti bahwa membatasi konsumsi beberapa makanan bisa mencegah atau menunda timbulnya kanker, terutama bagi mereka dengan sejarah keluarga yang memiliki kanker pencernaan.



Pencetus kanker biasanya adalah makanan yang kaya akan gula buatan, karbohidrat olahan, pengawet dan produk sampingan dari hasil penggorengan (minyak jelantah). Makanan-makanan ini juga memiliki efek yang merugikan pada kesehatan secara umum, mempengaruhi sistem kardiovaskular, sistem syaraf dan sistem reproduksi. Makanan penyebab kanker ini juga dapat berkontribusi menimbulkan diabetes, obesitas dan penyakit jantung.

Sayangnya, ada beberapa jenis makanan yang berbahaya penyebab kanker yang ternyata justru sering kita konsumsi dengan senang hati. Nah, apa saja makanan berbahaya penyebab kanker tersebut? Berikut 5 (lima) di antaranya:

1. Donat

Donat adalah gabungan dari tiga sifat utama makanan menyebabkan kanker: yaitu digoreng, mengandung kadar gula yang tinggi dan didasarkan pada karbohidrat yang dihaluskan (tepung yang dihiling).

Kombinasi dari limbah proses penggorengan, bersama-sama dengan banyaknya jumlah gula dan tepung yang juga banyak, membuat donat sangat berbahaya untuk orang-orang yang berusaha mengurangi resiko kanker.



2. Minuman Manis

Sumber makanan yang tinggi gula buatan seperti minuman manis, soda dan berbagai jus dapat meningkatkan risiko kanker. Dalam sebuah penelitian yang dicantumkan dalam jurnal “Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention (2010)” menunjukkan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi minimal dua takaran soda per minggu memiliki kemungkinan 87 persen lebih tinggi menderita kanker pankreas dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengkonsumsi minuman ringan (yang mengandung gula buatan).

Penelitian lain menunjukkan adanya hubungan antara gula konsumsi dan kanker lambung dan usus. Walaupun gula itu sendiri tidak secara langsung merubah sel sehat menjadi sel kanker, akan tetapi gula buatan merupakan sumber “kesukaan” sel-sel kanker.

Seiring waktu, asupan gula berat juga dapat meningkatkan output keseluruhan metabolisme sel, yang berarti meningkatnya jumlah sisa metabolisme yang bersifat oksidatif, yang merupakan pencetus kanker.



3. Kentang Goreng
Makanan yang digoreng meningkatkan risiko timbulnya kanker, terutama ketika makanan tersebut mengandung minyak yang terhidrogenasi, lemak jenuh, dan produk sampingan dari penggorengan yang disebut akrilamida.

Akrilamida adalah zat penyebab tumor dan juga sejenis neurotoksin yang memiliki efek yang merugikan tidak hanya pada otak, tetapi pada sistem reproduksi juga.

Makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi seperti kentang mudah menghasilkan akrilamida selama proses penggorengan. Ini membuat banyak produk hasil penggorengan kentang seperti kentang goreng dan keripik kentang berada dalam daftar utama makanan penyebab kanker.



4. Hot Dog / Sosis

Daging yang diawetkan merupakan salah satu faktor pemicu risiko kanker perut dan lain penyakit lainnya pada sistem pencernaan. Dan akan menjadi lebih berbahaya ketika bahan-bahan seperti natrium nitrat (pengawet utama untuk hot dog) ditambahkan ke dalam campuran daging tersebut.

Hot Dog dan daging yang diawetkan, diasap, serta diasinkan perlu dihindari atau diminimalisir, untuk menghindari resiko terkena kanker lambung.



Daging Bakar
Anda suka makan sate? Steak? Barbeque? Berhati-hatilah.

Ketika tanaman atau hewan masalah dibakar, sejumlah zat beracun dan bersifat mutagenik terbentuk. Banyak dari zat ini yang persis sama seperti yang dihasilkan dalam pembakaran tembakau (rokok) yang memiliki sifat beracun dan menimbulkan resiko kanker.

Menurut National Cancer Institute, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker sistem pencernaan lainnya berhubungan dengan tingginya asupan daging panggang atau daging bakar. Walau belum banyak penelitian tentang efek untuk makanan lain yang dibakar seperti roti panggang, efek yang sama mungkin saja terjadi.



By: Sehat Indonesiaku

Melawan Kanker dengan Semangat

Melawan Kanker dengan Semangat

22 October 2013 at 19:59
Sumber : CISC (Cancer Information and Support Center)
By: Joseph Berliarang


Survivor Kanker Nasofaring

Siapa tak kenal petinju Mike Tyson? Saya yakin, hampir semua orang mengenalnya. Dengan ciri khas wajah seram dan leher betonnya, Mike Tyson adalah sosok yang mudah dikenali. Saya pernah memiliki kemiripan dengan Tyson. Leher saya besar, sama seperti petinju berleher beton itu. Perasaan saya sendiri biasa-biasa saja, apalagi leher beton saya didukung oleh perawakan saya yang gemuk. Berat badan saya 82 kg saat itu. Padahal, itulah tanda-tanda kanker nasofaring menyapa saya.

Dikira Gemuk Ternyata Kanker

Selama beberapa bulan, bahkan hitungan tahun, leher saya sudah mulai “lebih tebal”. Namun, hal ini terjadi bersamaan dengan bertambah gemuknya badan secara keseluruhan sehingga hal yang sebenarnya terjadi di leher menjadi terabaikan. Saya dan orang-orang dekatpun mengira, pembesaran leher ini akibat badan saya yang bertambah tambun. Dengan berat tubuh mencapai 82 kg, tinggi badan saya hanya 165 cm.

Salah satu sifat saya yang kemudian menjadi satu kelemahan adalah tidak suka mengeluh. Saya menjalani hidup apa adanya. Jadi, perubahan yang terjadi dalam tubuh saya, terutama leher, menjadi terabaikan juga oleh istri, anak, ataupun teman yang setiap hari bertemu. Lain cerita dengan teman yang lama tidak bertemu saya. Bentuk leher ini mengusik perhatiannya.

Saat itu, akhir Januari 2008, saya sedang menghadiri acara pertemuan warga usia lanjut di daerah kediaman saya, Sentul, Bogor. Saya bertemu dengan tetangga yang kebetulan seorang ginekolog, Dr. Obert.  Dia mengatakan agar saya memeriksakan leher saya ke dokter. Menurutnya, pembesaran di leher saya tampaknya tak wajar. Dan, dia mencurigai pembesaran leher adalah kanker.

Bukannya merasa khawatir, saat itu saya justru merasa kaget sekaligus agak kesal. Saya merasa dia mengejek bentuk fisik leher saya. Lain hal dengan istri saya. Dia menjadi risau dan memaksa saya memeriksakan leher ini. Padahal, selama ini tidak ada gejala apapun. Saya sendiri selama bertahun-tahun tidak pernah merasakan sakit apa pun di leher saya. Desakan istri membuat saya menyerah.

Kemudian, saya memeriksakan leher di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Di sana, saya berkonsultasi dengan Prof. Dr. Marzuki Suryaatmadja. Yang sekaligus dokter keluarga dan Spesialis Patologi Klinik. Saya pun menjalani tes laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap, USG, dan MRI. Seperti Dr.Obert, Prof.Marzuki menganggap serius pembengkakan di leher ini sehingga saya diminta untuk segera melakukan biopsi. Dari sini, hasilnya makin jelas. Ternyata, saya memang terkena kanker nasofaring!

Kanker nasofaring adalah kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung, di belakang langit-langit rongga mulut, dan sangat mudah menyebar ke mata, telinga, kelenjar leher, dan otak karena letaknya dekat dengan hidung, telinga, dan lubang di dasar tengkorak tempat keluarnya saraf yang mengatur gerak bola mata, kelopak mata, lidah, sebagai fungsi menelan.


Tak tanggung-tanggung, stadium kanker ini sudah di stadium 4B. Ini stadium lanjut. Di leher kiri saya ditemukan daging yang sudah besar dengan panjang sekitar 15 cm. Inilah yang menyebabkan leher saya membesar seperti Mike Tyson.

Yang lebih mengejutkan, dengan stadium tersebut, usia saya diperkirakan tinggal beberapa bulan lagi. Saat itu, usia saya 53 tahun. Saya sedang bersemangat untuk mengembangkan usaha baru. Tinggal menunggu izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan untuk memasukkan produk suplemen dari USA. Namun, rasanya kanker ini menghancurkan segalanya. Saya sedih sekaligus kecewa.

Hari itu saya hanya merenung. Duduk di bangku taman belakang rumah. Saya merenung sejak pukul 23 hingga pukul 5 pagi. Saya tidak bisa tidur sama sekali. Saat itu saya bingung. Rasanya, sepanjang perjalanan hidup saya, saya tidak merasa pernah berbuat dosa besar. Tapi, mengapa Tuhan begitu kejam memberikan penyakit ini? Saya merasa tidak pantas dianugerahi kanker, apalagi kanker stadium 4.

Syukurlah, pada dasarnya, saya orang yang punya semangat tinggi. Saya tak mau berlama-lama meratapi nasib. Apapun kehendak Tuhan, baik manis maupun pahit, pasti ada hikmahnya. Mungkin bukan sekarang, bisa jadi nanti. Tepat pukul 05.00, saya mendadak merasa bersyukur. Saya bersyukur penyakit itu menimpa saya. Bukan menimpa istri atau kedua anak saya. Anak saya yang tengah kuliah di luar negeri awalnya ingin pulang ke Indonesia. Namun, saya larang. Saya beri tahu dia bahwa saya pasti akan sembuh.

Saya pun merasa, penyakit ini bukan lagi beban. Oleh karena itu, ketika seorang dokter onkologi yang memeriksa terkejut melihat saya datang berobat kanker dengan stadium sudah mencapai 4, dengan bercanda saya menjawab, “Maklumlah Dok, ini gara-gara saya sering bergaul dengan pejabat golongan atas. Jadi, untuk kanker, ya yang teratas, ya ... stadium 4 toh.”

Mendengar jawaban saya, dokter ini pun tertawa. Dia meyakinkan bahwa saya pasti sembuh karena pasien stadium 4 biasanya sudah tidak ada yang bercanda, alias serius. Dengan kata lain, saya akan mampu mengatasi kanker nasofaring stadium 4 ini.

Gejala Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring pada stadium dini sering kali sulit diketahui karena letaknya yang tersembunyi di belakang rongga hidung atau di belakang atas langit-langit rongga mulut.

Gejala dini, antara lain:
  1. Pada telinga: berupa suara berdengung dan terasa penuh pada satu sisi tanpa disertai rasa sakit sampai dengan pendengaran berkurang.
  2. Pada hidung: berupa mimisan sedikit dan berulang, ingus bercampur darah, hidung tersumbat terus-menerus, dan pilek di satu sisi.
Sementara gejala berlanjut, di antaranya:
  1. Leher: kelenjar getah bening leher membesar
  2. Mata: juling, penglihatan ganda, kelopak mata menutup pada sisi yang terkena
  3. Kepala: nyeri dan sakit.


Turun Berat Badan 27 kg

Profesor Marzuki memperkenalkan saya kepada Dr.Lugyanti, seorang onkolog dari RSCM. Menurut Dr.Lugyanti, saya tidak usah dioperasi, tetapi menjalani paket kemoterapi dan radiasi. Saya pun menjalani kemoterapi di RSCM begitu diagnosis KNF (Kanker Nasofaring) saya positif. Persiapannya membutuhkan waktu hampir satu bulan.

Jadi, selama seminggu saya kemo, dua minggu kemudian saya istirahat. Ini dilakukan selama tiga kali. Setelah itu, setiap Senin pagi saya dikemoterapi, lalu siangnya saya diradioterapi mulai Senin hingga Jumat (waktu kerja) selama 7 minggu berturut-turut, nonstop.

Saya orang yang sangat bersemangat. Memandang segala sesuatunya dari sisi positif. Namun, saat menghadapi kemoterapi, saya sempat kolaps juga. Efek samping kemoterapi memang dahsyat. Mual dan mau muntah terus. Badan juga lemas sekali. Kemudian, saya sering mengalami halusinasi berat. Saya pernah merasa ada orang berjalan dan menembus badan saya. Saya pun pernah hendak menelepon temannya teman saya pada pukul 02.00. Saya mendadak bangun. Untunglah pikiran waras saya bekerja. Ini jam dua pagi, masa menelepon temannya teman saya dini hari. Jadi, gejala itu mungkin yang agak berat.

Saking habis tenaga karena kemoterapi, pernah suatu malam saya hanya bisa merangkak menuju kamar mandi. Malam itu, istri saya sedang menjaga. Tapi, dia sangat kelelahan sehingga tidak menyahut ketika saya minta bantuan. Padahal, muntah sudah tidak bisa ditahan. Ketika sampai di kamar mandi, hanya angin yang keluar.
Semangat hiduplah yang membuat saya bertahan. Tak terbayangkan sebelumnya jika orang seperti saya bisa juga “down”. Tapi, saya coba mengingat Tuhan dan orang-orang yang saya cintai. Begitupun untuk semua teman di luar yang sedang berjuang sembuh, ingatlah, sakit itu hanya sementara. Saya tahu, saat menjalani kemo, orang-orang sering merasa kesepian.

Usai kemoterapi, rambut saya rontok, botak, dan badan kurus! Berat badan turun 11 kg. Berat badan ini terus merosot turun lagi setelah radioterapi. Total usai terapi kanker, berat badan saya turun 27 kg. Dari berat 82 kg turun hingga 55 kg. Jadi, kalau berjalan, saya sudah seperti zombie, mayat hidup. Orang-orang yang melihat saya mungkin juga ketakutan. Berat badan saya anjlok 27 kg hanya dalam rentang waktu empat bulan. Tepatnya, akhir Januari 2008, saya divonis kanker nasofaring ini.

Di balik kepahitan, pasti ada hal yang manis. Itulah hukum alam. Mengidap penyakit kanker ini memang membawa hikmah tersendiri. Contohnya, karena rambut saya botak akibat kemoterapi, sekarang tumbuh lebih bagus. Dahulu, berat badan saya 82kg, sekarang maksimal 70 kg. Bernapas pun kini lebih enak.

Oleh karena itu, jangan cuma lihat jeleknya. Sebetulnya, sisi positifnya jauh lebih banyak. Apalagi saya sekarang mendapat teman-teman sesama penderita kanker. Kalau dipikir-pikir, kemoterapi dan radioterapi memang berat, tetapi kalau kita punya semangat yang kuat, semua bisa teratasi.

Bagian Leher LengketSaat menjalani kemoterapi, kanker saya sudah memanjang 15 cm di leher sebelah kiri, dari depan ke belakang. Setelah dikemo, puji syukur kepada Tuhan, kanker sepanjang 15 cm itu berkurang. Hingga kemudian tinggal 7 cm. Nah pada saat itu, baru saya ditimpa radioterapi karena radioterapi itu bisa memakan kanker sampai ke akar-akarnya. Untunglah radioterapi itu cepat. Paling lama cuma dua menit.

Akibat radioterapi, pelan-pelan mulut saya terasa aneh. Lengket. Sampai sekarang, mulut saya masih terasa lengket. Dan seperti pernah saya tanyakan kepada Profesor Susworo secara langsung,”Dok, apakah saya akan kembali normal?” Beliau hanya bisa memprediksi keadaan saya kembali normal hanya 70%-75%. Hebatnya, saat kemoterapi maupun radioterapi, saya berani menyetir mobil, bolak-balik Jakarta-Sentul. Tapi, kemudian saya dimarahi dokter karena takut terjadi kecelakaan. Kekhawatiran dokter benar, saya mengalami dua kali tabrakan. Kecil sih ... tapi ini sudah peringatan agar saya hentikan dulu gaya tak mau merepotkan orang lain itu.

Saat menjalani radioterapi, daerah leher yang digempur sinar radioaktif itu mengakibatkan kulit luar terbakar seperti borok. Orang-orang yang melihat sayapun ketakutan. Wajar sih. Bayangkan, wajah saya sudah begitu tirus, lalu dihiasi luka-luka yang cukup membuat orang eneg melihatnya.

Kanker leherpun membuat sulit sekali makan. Jadi, sama sekali tidak ada pantangan bagi saya. Sudah bagus jika saya bisa makan. Bayangkan ketika menjalani radioterapi, makan saus tomat saja saya sudah kepedasan. Saat itu, saya tidak bisa makan cabai. Makanan yang paling enak bisa berubah menjadi makanan paling tidak enak.

5 Besar Peringkat Kanker di Indonesia

Kanker nasofaring menempati urutan keempat terbanyak di antara semua jenis kanker di Indonesia. Hasil pendataan di sejumlah rumah sakit rujukan memperlihatkan, ada rata-rata 100 kasus baru kanker nasofaring per tahun di RSUP Cipto Mangunkusumo, 70 kasus baru per tahun di RS Kanker Dharmais, dan 60 kasus baru penyakit itu setiap tahun di RS Hasan Sadikin, Bandung. Angka kasus pada pria 2,18 kali lebih tinggi daripada perempuan.

Dokter Indonesia itu Bagus

Ketika pengobatan ini berjalan, saya sempat bertanya ke dokter tentang peluang hidup saya. Saya meminta pertanyaan itu dijawab dengan jujur. Kalau saya sudah mengeluarkan biaya mahal, tapi tidak selamat juga, bukankah lebih baik uang itu digunakan untuk biaya anak-anak saya sekolah, bukan? Sayapun ingin bertemu dengan teman dan lawan saya untuk minta maaf. Tujuannya, supaya saya bisa meninggal dengan tenang. Jadi, bukan menyesali, melainkan agar secepat mungkin bertobat dan berdamai dengan semua orang.

Lagi-lagi, secara diplomatis dokter menjawab bahwa melihat saya begitu bersemangat, ia yakin saya akan tetap survive. Dokter bilang, saya tahan banting dan penuh semangat. Ia bilang, jarang melihat pasien seperti saya.
Melihat keadaan saya sewaktu dikemoterapi dan radioterapi yang demikian parah, banyak yang menyarankan agar saya berobat keluar negeri, ke Eropa atau Guangzhou khususnya. Saya memang lama tinggal dan bekerja di Eropa. Seperti cerita di film-film, saya memulai kerja di luar negeri itu dari bawah. Dari seorang buruh pelabuhan hingga kemudian saya menemukan celah untuk menjadi pengusaha.

Pemikiran ke luar negeri ini pun pernah terlintas di benak. Apalagi saat saya cekcok dengan istri. Yah, sewaktu sakit ini, mood saya memang sering memburuk. Mungkin, ini pengaruh obat kemoterapi atau pengaruh rasa sakit dan tak nyaman yang saya rasakan. Atau, pengaruh saya merasa tak lagi berguna dengan adanya kanker yang menggerogoti.

Nah, saat mood jelek, siapa lagi yang jadi sasaran kalau bukan orang terdekat, yakni istri? Di mata saya waktu itu, semua yang dilakukan istri sering salah. Kalau diingat-ingat kelakuan saya dulu, rasanya maaf saja tak cukup untuk memperbaikinya. Misalnya ketika saya meributkan soal biaya rumah sakit, istri saya bahkan mengatakan,”Biarlah itu urusan saya. Kalau masih ada kesempatan harus diambil.” Seharusnya saya berterimakasih mendengar jawaban itu. Yang terjadi malah sebaliknya. Sempat malah terpikir untuk bercerai. Pokoknya, saya mau ke luar negeri. Saya akan menjalani pengobatan sendiri, semampu uang yang saya pegang. Biarlah kalaupun mati, saya mati sendirian saja. Saya tak mau membebani keluarga.



Mendengar itu, istri tak banyak menanggapi. Dengan tegar, ia tetap mendampingi saya. Saya tidak tahu apakah istri saya pernah mengangis. Yang saya tahu, sejak positif dinyatakan kanker, didepan saya dia tidak pernah menangis. Padahal, kalau nonton film India saja ia pasti menangis ...

Saat ribut soal keuangan untuk pengobatan inilah, terpikir oleh saya untuk berobat keluar negeri tempat saya bekerja dulu, Belgia. Namun, dari diskusi bersama teman-teman dan dokter di sana, ternyata penyakit kanker nasofaring adalah penyakit Asia. Jadi, pengobatannya lebih baik di Hongkong, Cina, atau tetap di Indonesia karena secara medis yang lebih berpengalaman menangani kanker ini adalah dokter-dokter di Asia ketimbang Eropa.

Sayapun memutuskan untuk tetap berobat di sini di Indonesia. Kebetulan sekali Profesor Marzuki dari RSCM sendiri bilang,tidak usah berobat jauh-jauh, lebih baik di RSCM saja. Ia kemudian mengenalkan kepada dokter-dokter dalam negeri yang kemudian memberikan hasil yang baik sekali. Saya pun merasakan pengobatan di Indonesia lumayan bagus. Perawatannya baik sekali. Dokter-dokternya sangat mendukung dan sangat membantu.
Jadi, kalau dikatakan dokter Indonesia payah-payah, saya tidak setuju. Persoalannya, dokter itu manusia, ada yang baik dan ada yang kurang baik. Hanya kebetulan, kalau sedang sial, kita bertemu dokter yang tidak etis dan tidak bermoral; yang hanya memikirkan uang; atau, yang dokter tidak suka ditanya-tanya pasiennya. Jika bertemu dokter semacam ini, saran saya lebih baik pindah saja. Sebagai pasien, Anda punya hak.

Semangat dan Mental Jangan Sampai JatuhSebenarnya, jika sudah masuk stadium 4B, berarti harapan hidup sudah minim. Jadi, semangat, berdoa, dan dukungan keluarga sangat dibutuhkan, selain medis.

Mengidap kanker memang tidak mudah. Semangat saya kadang turun saat melihat banyak teman yang dirawat bersama akhirnya meninggal satu per satu. Bahkan, dalam sehari pernah ada tiga orang yang meninggal karena kanker prostat, rahim dan payudara. Padahal, pada saat menjalani perawatan bersama, saya melihat mereka sehat-sehat saja. Terus terang, kenyataan ini sering membuat saya down.

Beruntung, pada masa pengobatan berjalan, kami mendapatkan informasi dari dr.Marlinda, Sp,THT bahwa di Jl. Imam Bonjol, Jakarta, ada grup pendukung kanker yang bernama CISC. Kami pun coba mencari informasi. Ternyata, kakak sulung salah satu pendiri CISC, Aryanthi Baramuli, adalah teman kecil saya. Bagi saya, tentunya ke Jl.Imam Bonjol 51 sekaligus bernostalgia. Apalagi setelah masuk kelompok ini, saya merasakan teman-teman yang sangat baik dan mendukung.

Dari banyak berteman dengan sahabat-sahabat di CISC, saya melihat semangat yang harus dikobarkan. Mental jangan jatuh sekalipun kita menghadapi stadium lanjut. Mental juga jangan jatuh sekalipun kanker itu kambuh kembali dan menyebar. Buktinya, saya sendiri. Meski sudah stadium 4, saya tidak setuju jika hidup itu sudah dibilang akan berakhir. Bukan hanya saya, banyak orang lain yang sudah stadium 4 tetap survive.

Parahnya, di negeri ini banyak orang percaya pada jalan pengobatan alternatif. Misalnya, dengan meminum air kencing dan semacamnya. Bagi logika saya, masa belajar dokter itukan begitu lama. Untuk jadi dokter saja, perlu waktu enam tahun. Mengambil spesialisasi, berarti tambah 4-5 tahun lagi. Berarti, begitu banyak yang dipelajari dokter. Masa orang hanya minum air kencing bisa sembuh? Ini jelas tidak masuk akal. Apabila ada yang bilang, dengan digosok sedikit dan didoakan, bisa sembuh dari kanker.

Saya sendiri pernah berdebat dengan orang yang berpikiran jika sakit, dia tidak perlu ke dokter karena hal itu sudah digariskan Tuhan. Tuhan lebih dari segala dokter. Saya lalu tanya dia,”Apakah dokter ciptaan Tuhan? Apakah tidak lebih tepat jika dikatakan Tuhan menggunakan dokter untuk menyembuhkan pasien-pasiennya?”
Yang sering terjadi dan saya lihat, orang yang awalnya stadium dini, mendadak berubah menjadi stadium lanjut karena orang ini lebih percaya pengobatan alternatif daripada dokter. Bagi saya, kalau hanya dengan disentuh atau didoakan saja sudah sembuh, berarti si pengobat alternatif ini seharusnya dapat penghargaan Nobel. Nyatanya, kan, tidak.

Hindari Makan yang Diasap/Dibakar

Setelah pengobatan kanker, tubuh memang sangat rentan karena kemoterapi tak hanya menghabisi sel-sel kanker, juga sel-sel yang baik. Paling tidak, enam bulan sampai satu tahun, daya tahan tubuh menjadi lemah sekali. Jika orang normal batuk sedikit, penderita kanker pasti ikut kena dan bisa lebih parah. Bahkan, jalan kaki pun sering terpeleset. Oleh karena itu, saya senantiasa berusaha menghindari berbagai faktor pemicu virus atau bakteri. Gaya hidup harus sehat dan rajin berolahraga. Kebetulan rumah saya di kawasan Sentul. Jadi, udaranya masih cukup bagus. Setiap hari, saya manfaatkan untuk jalan pagi.

Setelah terapi selesai, saya memang disarankan untuk hidup sehat. Berolahraga secara teratur dan makan makanan yang menyehatkan. Saya diharapkan tidak makan makanan yang diasinkan, seperti ikan asin, telor asin, makanan kalengan, dan yang dibakar.



Dan, jangan lupa kontrol secara teratur ke dokter untuk mendeteksi kekambuhan secara dini.

Kontrol, Apa yang Harus Dilakukan?

Melakukan kontrol atau pemeriksaan rutin sering sekali menimbulkan rasa cemas, takut dokter akan menemukan “sesuatu” lagi. Belum lagi ruang praktik mengingatkan Anda saat kesakitan. Ini yang membuat beberapa orang enggan mengecek kesehatannya secara teratur setelah lepas pengobatan kanker. Atau , membuat kunjungan ini sesingkat mungkin.

Padahal, kontrol adalah hal penting dalam rangkaian life after cancer. The National Cancer Institute membuat daftar pertanyaan yang kira-kira penting diajukan kepada dokter saat kontrol Anda:
  • Seberapa sering saya harus memeriksakan diri lagi?
  • Apa saja yang harus dilakukan dalam pemeriksaan itu, dan apakah itu yang selalu dilakukan dalam kunjungan berikutnya?
  • Apa saja tanda atau gejala kanker saya muncul kembali atau semakin berkembang?
  • Seberapa besar kemungkinan munculnya gejala itu?
  • Perubahan apa saja yang terlihat, tetapi tidak membahayakan?
  • Apa yang harus saya lakukan untuk mengubah pola makan?
  • Apakah saya perlu mengubah rutinitas saya?
  • Jika mengalami rasa sakit, apa yang harus saya lakukan?
  • ü Bagaimana cara termudah mengontak dokter jika tiba-tiba saya ingin bertanya atau mengkhawatirkan keadaan diri saya?
  • Adakah orang lain yang bisa saya ajak berkonsultasi jika kebetulan dokter berhalangan?

Pikirkan untuk Survive, Bukan Penyebabnya

Sampai sekarang, saya tidak tahu apa penyebab kanker saya. Katanya, pencetus nasofaring adalah makanan yang diasinkan, seperti ikan asin atau telur asin. Kebetulan, saya orang yang paling tidak suka kedua jenis makanan itu. Lalu, katanya ada faktor keturunan. Nyatanya, bapak saya meninggal karena penyakit jantung, ibu saya meninggal karena komplikasi. Keduanya meninggal tidak ada kaitannya dengan kanker. Jadi, tidak ada dari faktor keturunan.

Hal yang memungkinkan adalah saya sering mengonsumsi makanan kalengan. Sewaktu mahasiswa, saya sering makan makanan ini. Dahulu, saya juga perokok berat. Tapi sebelum terkena kanker saya sudah berhenti. Paru-paru saya bersih. Jadi, bukan rokok penyebabnya. Dan sangat mungkin saya terkena virus karena penyebab utama kanker nasofaring adalah infeksi virus Epstein Barr.

Ketimbang memikirkan penyebabnya, saya terus berusaha sehat saja. Jalankan pola hidup sehat. Cobalah menikmati hidup dan jangan marah-marah. Dari pengalaman saya bersama teman-teman penderita kanker merasakan bahwa sel kanker itu hidup di makanan yang paling enak dan di emosi kita yang marah/ negatif.

Jangan lupa, bergabunglah dengan komunitas kanker. Dalam komunitas ini, kita akan dikuatkan dengan melihat semangat untuk sembuh dan bertahan dalam menghadapi kanker.

Dari Virus Hingga Proses PemasakanPenyebab utama kanker nasofaring adalah infeksi virus Epstein Barr. Namun, ada beberapa faktor lain yang memengaruhi atau memicu terjadinya penyakit itu, yaitu:
  • Faktor lingkungan, seperti iritasi oleh bahan kimia.
  • Kebiasaan memasak dengan diasap/ dibakar.
  • Sering mengonsumsi ikan asin yang diawetkan dengan nitrosamine dalam jangka panjang
  • Mereka yang di lingkungan kerjanya sering terpapar gas dan bahan kimia industri, peleburan besi, formaldehida, dan serbuk kayu, berisiko terserang penyakit ganas ini.
Termasuk juga mereka yang sering terpapar dupa atau kemenyan dalam jangka panjang, rentan terkena karsinoma nasofaring.









Cara Konsumsi SUPER LUTEIN (S LUTENA) Supaya Efek Terapinya Maksimal


 
A. Jika dalam kondisi sakit, maka:
Disarankan mengkonsumsi 5-6 kapsul / hari.
  • 3 kapsul diminum sebelum tidur, dapat diselingi 1,5 jam dari makan malam, misal makan malam jam 19.00, maka konsumsi SUPER LUTEIN (S LUTENA) jam 20.30. Tujuannya supaya penyerapannya maksimal, karena perut kosong.
  • 2 atau 3 kapsul diminum setelah bangun tidur sebelum sarapan.
  • Utk penderita kanker / penyakit kritis, disarankan konsumsi dlm jumlah yg lebih besar, misalnya 2 sampai 3 kali sehari, masing-masing 5 kapsul (total: 10-15 kapsul/hari). Setelah kondisi menunjukkan perbaikan, dosis boleh diturunkan secara bertahap, namun jangan terlalu cepat.
  • Utk penderita penyakit yg sdh sangat kritis, boleh diberikan konsumsi hingga2-3 kapsul per 1-2 jam.
B. Jika dalam keadaan sehat (utk menjaga kesehatan / mencegah penyakit), atau selama dalam proses pemulihan kesehatan:
Disarankan konsumsi minimal 1×3-4 kapsul/hari. Sebaiknya dikonsumsi sebelum tidur.

C. Sebaiknya mengkonsumsi secara rutin, tidak putus dan selalu teratur waktu.
Misalnya menyediakan stock 1 botol SUPER LUTEIN (S LUTENA) untuk 1 bulan. Maka dalam waktu 1 bulan, tidak pernah absen (bolong), sehingga bisa mengkonsumsinya dengan rutin setiap hari.

D. Penting: Anda harus memiliki keyakinan akan sembuh. Dan akan lebih penting jika anda memiliki target sembuh.
Misalnya: “Setelah habis 1 botol ini, saya akan segera sembuh dan pulih kembali.”
Keyakinan ini sangat penting dalam proses terapi, karena keyakinan ini akan memicu hormon di dalam tubuh yg dapat membantu proses penyembuhan.

E. Hindari STRESS!!
Berpikir positif dan menjaga perasaan bahagia / bersyukur akan mempercepat proses pemulihan penyakit, sebaliknya jika memelihara perasaan marah, depresi, stress, tertekan, dendam, dll. emosi yg bersifat negatif dalam jangka panjang, justru dapat menyebabkan menurunnya tingkat kekebalan tubuh, mengacaukan system hormon, dan meningkatkan kadar keasaman darah (biang kerok munculnya segala penyakit kritis & kanker), yg mengakibatkan tubuh lebih mudah jatuh sakit.  

Hal-hal yang perlu dihindari:
Walaupun bukan obat, namun disarankan supaya efek terapi dari SUPER LUTEIN (S LUTENA) maksimal, maka konsumsi S LUTENA (SUPER LUTEIN) sebaiknya tidak bersamaan dengan minum kopi / minum teh / minum susu, atau makanan dan minuman tertentu yang bisa menghambat proses penyerapan obat & nutrisi di dalam tubuh. Kecuali diselingi waktu sekitar 1-2 jam.
   
Healing Crisis (Reaksi Pemulihan):
Jika setelah konsumsi terjadi healing crisis, seperti pusing, badan terasa sakit, mual dll.
Sebaiknya konsumsi tetap diteruskan. Karena efek suplemen sedang bekerja dengan baik. Tidak perlu panik, tidak perlu khawatir. SUPER LUTEIN (S LUTENA) 100% alami & aman. Tidak ada efek samping.
Disarankan pula utk konsumsi dalam dosis yg lebih besar (2-3 kali lipat dari normal) karena dapat mempercepat berlalunya efek healing crisis.

Konsumsi untuk anak-anak:
SUPER LUTEIN (S LUTENA) sangat bagus dikonsumsi anak-anak. Mulai dari usia 1 tahun pun bagus dan tidak ada masalah. Terlebih lagi karena konsumsi S LUTENA terbukti dapat meningkatkan daya ingat & konsentrasi belajar anak, sehingga dengan demikian kecerdasan anak pun meningkat.
Untuk anak yang masih sulit menelan kapsul, disarankan untuk menggunting / melubangi kapsul, dan isinya yang berbentuk gel diminumkan atau dicampurkan dengan makanan / susu panas atau hangat. Jika dicampurkan ke air hangat, perlu diaduk agak lama.
Aturan pakai:
  • Bagi anak dengan berat badan 1 – 20 kg : cukup 1 kapsul/hari.
  • Bagi anak dengan berat badan 20 – 40 kg : cukup 2 kapsul/hari.
  • Bagi anak dengan berat badan 40 – 60 kg : cukup 3 kapsul/hari.

PERHATIAN!!
Berikut adalah beberapa alasan mengapa S LUTENA (SUPER LUTEIN) kurang efektif khasiatnya:
  1. Terlambat diberikan… tubuh sudah terlampau lemah / tidak mampu lagi utk merespond khasiatnya. 
  2. Tidak dikonsumsi secara rutin…
  3. Tidak tahan atau tidak sabar terhadap reaksi pemulihan (efek detox) yg terjadi…
  4. Meragukan khasiatnya… sehingga tdk semangat / malas atau bahkan berhenti mengkonsumsi sebelum waktunya…
  5. Minum tidak sesuai dengan dosis yg disarankan… (Misalnya: yg seharusnya sehari minum 1×3 kapsul, tetapi diminumnya 3×1 kapsul/hari atau yg seharusnya 3×3 kapsul/hari, tetapi cuma minum 1×3 kapsul/hari)…
  6. Minum kurang dari yg dibutuhkan tubuh utk mengalami pemulihan… (Misalnya seharusnya 3 botol, tetapi baru 1 botol saja sudah berhenti.)
Akibatnya tidak bisa melihat keajaiban / kedahsyatan khasiat S LUTENA (SUPER LUTEIN), dan bahkan mungkin terpaksa harus mengeluarkan lebih banyak lagi biaya untuk berobat, operasi, terapi, dan bahkan terpaksa meneruskan konsumsi obat-obatan kimia dari dokter yg belum tentu lebih murah & lebih berkhasiat daripada S LUTENA.

Semoga informasi ini dapat dijadikan referensi saat Anda mengkonsumsi atau ketika merekomendasikan SUPER LUTEIN (S LUTENA) kpd keluarga & sahabat2 Anda. 

Jika membutuhkan informasi tambahan, silahkan jangan sungkan, hubungi 
HP : 0812 863 03 20 (WA) dan 087 87 71 63 203

Kamis, 17 Oktober 2013

Tips Sederhana Lindungi Mata Dari Bahaya Layar Monitor




 
DREAMERSRADIO.COM - Hampir setiap hari mata selalu berada didepan layar monitor. Entah berada di depan TV ataupun bekerja di depan komputer. Terlalu lama berada didepan layar monitor dapat membahayakan kesehatan mata.
Sinar radiasi dari layar monitor dapat menyebabkan mata perih, panas, gatal, merah, mata lelah dan secara bertahap dapat menyebabkan penglihatan memburuk.
Untuk mengatasi masalah kesehatan mata tersebut inilah beberapa tips penting yang dapat diterapkan seperti dikutip dari Our Vanity :
Periksa iluminasi layar
Pastikan untuk memeriksa ilmuninasi layar monitor, jangan sampai terlalu terang atau gelap. Hindari kerlip cahaya monitor yang mengganggu dan sebaiknya tidak melihat layar monitor di ruangan gelap karena dapat merusak penglihatan. Atur layar agar tak sejajar dengan mata, baiknya tempatkan layar horizontal tapi sedikit condong kebawah.

Istirahatkan mata
Untuk menghindari mata lelah dan perih, selalu istirahatkan mata. Baiknya setiap 30 menit - 1 jam melihat layar monitor, pastikan untuk mengambil 5 menit waktu istirahat. Dengan cara mengalihkan pandangan ke arah lain selama 5 menit. Setelah itu kembali bekerja di depan layar monitor. Lakukan secara rutin setiap 30 menit hingga 1 jam berikutnya.
Olahraga mata
Tak hanya tubuh, mata juga perlu berolahraga untuk menghindari kelelahan dan melindunginya dari efek buruk layar terlalu lama berada di depan layar monitor. Olahraga yang dapat dilakukan diantaranya adalah memainkan bola mata. Pertama biarrkan bola mata bergerser kearah kira sampai hitungan kedelapan, geser pandangan bola mata ke arah kanan. Lakukan hal ini selama 2-3 menit. Atau olahraga mata lainnya yang dapat kamu lakukan adalah berkedip sebelah mata kanan dan kiri secara bergantian lakukan setidaknya 2-3 menit.
Menutup mata dengan telapak tangan
Teknik menutup mata dengan telapak tangan disebut dengan palming. Teknik ini bisa membantu membuat sistem saraf disekitar mata menjadi rileks dan mencegah penglihatan memburuk. Caranya sederhana cukup dengan menggosok kedua telapak tangan hingga telapak tangan menjadi hangat, kemudian letakkan telapak tangan untuk menutupi kedua mata selama 30 detik. Ulangi cara ini selama setidaknya 4 menit untuk membuat mata lebih rileks.


 Banyak berkedip
Berada terlalu lama di depan layar monitor dapat menyebabkan mata kering dan memicu terjadinya iritasi mata. Cara simpel untuk mengatasinya adalah dengan sering berkedip. Berkedip bertujuan untuk membasahi mata yang kering dan menghindari terjadinya iritasi mata.
Itulah beberapa cara sederhana yang bisa kamu terapkan bila sering berada di depan layar monitor. Semoga bermanfaat ya Dreamers! (mya)