Jumat, 23 Mei 2014

RAPUH - opick

Detik waktu terus berjalan
Berhias gelap dan terang
Suka dan duka
Tangis dan tawa
Tergores bagai lukisan
Seribu mimpi berjuta sepi
Hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa
Dalam resah dan air mata
Ku persembahkan kepadaMu
Yang terindah dalam hidupku

Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepadaMu
Namun cinta dalam jiwa
Hanyalah padaMu
Maafkanlah bila hati
Tak sempurna mencintaiMu
Dalam dada ku harap hanya
Dirimu yang bertakhta
Detik waktu terus berlalu
Semua berakhir padaMu

Jumat, 11 April 2014

YANG TERDALAM

Kulepas semua yang kuinginkan 

Tak akan ku ulangi

 Maafkan jika kau ku sayangi

 Dan bila ku menanti

 Pernahkah engkau coba mengerti

 Lihatlah ku disini 

Mungkinkah jika aku bermimpi 

Salahkah tuk menanti

Tak kan lelah aku menanti

 Tak kan hilang cinta ku ini 

Hingga saat kau tak kembali 

Kan ku kenang dihati saja

Kau telah tinggalkan hati yang terdalam

 Hingga tiada cinta yang tersisa di jiwa

Kamis, 10 April 2014

Tanaman untuk Kesehatan Organ Kewanitaan

Bagi seorang perempuan sangatlah penting untuk memiliki organ kewanitaan yang sehat. Selain untuk menjaga keharmonisan rumah tangga, organ kewanitaan sangatlah rentan terhadap berbagai penyakit, mulai drai yang ringan seperti keputihan smapai yang berat seperti tumbuhnya miom bahkan kanker di dalam rahim. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menjaga organ kewanitaan. Ada tanaman-tanaman untuk kesehatan organ kewanitaan yang bisa Anda gunakan. Jika perawatan dilakukan secara rutin maka akan menjaga kesehatan organ kewanitaan Anda.
Salah satu tanaman untuk kesehatan organ kewanitaan yaitu daun sirih. Daun yang tumbuh merambat ini mengandung zat antiseptic. Daun sirih sangat anpuh untuk mengurangi cairan yang keluar pada organ kewanitaan. Bahkan, daun sirih dapat membunuh bakteri yang tumbuh di organ kewanitaan dan menyebabkan gatal. Jadi, jika Anda mengalami gatal-gatal pada organ kewanitaan, Anda bisa menggunakan daun sirih. Caranya mudah, cukup merebus sepuluh lembar daun sirih sampai mendidih. Kemudian, air rebusan tersebut digunakan untuk membasuh organ kewanitaan Anda. Organ kewanitaan Anda akan terasa kesat dan bersih. Namun, sebaiknya tidak digunakan setiap hari karena akan menyebabkan rahim menjadi kering.

Tanaman untuk Kesehatan Organ KewanitaanSelain daun sirih, ada salah satu tanaman yang terkenal sebagai tanaman untuk kesehatan organ kewanitaan yaitu manjakani. Manjakani dikenal dapat merawat kesehatan dan membersihkan organ kewanitaan. Selain itu, dengan menggunakan manjakani, organ kewanitaan Anda akan hilang bau tidak sedapnya, terasa kesat dan bersih. Selain itu, tanaman ini bisa mengencangkan otot kewanitaan. Selain itu juga dapat menyempitkan liang organ intim kewanitaan. Bagi Anda yang mengalami sakit keputihan dapat dikurangi cairannya dengan menggunakan manjakani sehingga keputihan Anda pun bisa sembuh.
Penyakit yang biasa mengintai organ kewanitaan seperti miom dan kanker serviks sebaiknya diwaspadai. Penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan tanaman-tanaman untuk kesehatan orga kewanitaan seperti gamat, kunyit, benalu, dan lain-lain. Tanaman-tanaman tersebut dipercaya dapat mengobati penyakit kanker termasuk kanker serviks. Cara termudah untuk sebaiknya mencegahnya dengan gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan organ kewanitaan.

Penyebab Kanker Serviks: Infeksi Menular Seksual

Penyebab Kanker Serviks: Infeksi Menular Seksual

Penyebab kanker serviks terdiri dari berbagai faktor. Kasus yang sering ditemukan adalah infeksi HPV atau human papilloma virus yang kemudian beresiko meningkatkan potensi kanker serviks. Kanker leher rahim sendiri terjadi ketika terdapat pertumbuhan abnormal pada sel-sel leher rahim yang akhirnya menyerang jaringan di area serviks dan menyebar ke organ tubuh lainnya seperti saluran urin, paru-paru, hati, vagina, dan anus. Dari 100 varian HPV, 35 di antaranya merupakan HPV genital yang berpotensi menginfeksi area vagina, dan sebagian dari jumlah ini berpotensi meningkatkan resiko kanker leher rahim. Virus ini tertular melalui kontak seksual.
Kanker leher rahim menjadi penyakit berbahaya sebab pertumbuhan sel-sel kanker berjalan secara lambat dan bertahap, hingga ketika terdeteksi kanker telah mencapai stadium lanjut. Usia rata-rata perempuan terdeteksi mengidap kanker serviks adalah 40-50 tahun, dimana masa pertumbuhan sel-sel kanker terjadi secara berkala pada usia 20-30 tahun. Sebagian kecil kasus kanker serviks ditemukan pada perempuan berusia 65 tahun ke atas. Namun, pada jumlah ini kanker telah mencapai stadium lanjut.
Penyebab kanker serviks juga berkaitan dengan infeksi menular seksual lainnya yaitu klamidia. Pada wanita, infeksi yang diperoleh melalui hubungan seksual ini seringkali muncul tanpa gejala. Adanya infeksi klamidia bisa diketahui lewat tes darah. Perempuan yang terinfeksi klamidia beresiko lebih besar mengidap kanker leher rahim daripada yang tidak. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh seperti HIV juga mendukung berkembangnya sel-sel leher rahim secara abnormal menjadi kanker serviks.
Selain infeksi menular seksual, merokok juga menjadi penyebab kanker leher rahim. Salah satu substansi yang terdapat pada tembakau bersifat racun terhadap sel-sel leher rahim dan berpotensi mendukung pertumbuhan abnormal sel menjadi kanker. Dalam beberapa kasus, faktor genetis juga menyebabkan kanker leher rahim. Seorang perempuan yang memiliki saudara atau ibu yang mengidap kanker leher rahim juga berpotensi mengidap penyakit yang sama.
Gaya hidup juga menjadi faktor yang berkorelasi dengan kanker leher rahim. Kurangnya olahraga, konsumsi makanan sehat, menjaga berat badan, dan menjaga kebersihan daerah kewanitaan berpotensi mendukung faktor-faktor sekunder yang menyebabkan kanker leher rahim. Penyakit ini dapat dicegah melalui hubungan seksual aman dan tidak berganti-ganti pasangan, tes pap smear secara berkala, vaksinasi, berhenti merokok, edukasi tentang kanker leher rahim, serta penerapan pola hidup sehat untuk mencegah munculnya penyebab kanker serviks.

Hubungan Antara Endometriosis Dan Kanker Serviks

Pada dasarnya, kedua penyakit ini hampir mirip. Keduanya sama-sama merupakan penyakit berbahaya dan hanya diderita oleh wanita. Kedua penyakit inipun menyerang organ yang sama, yaitu rahim, dimana organ ini memang hanya dimiliki oleh wanita.
Mengingat kemiripan antara endometriosis dengan kanker serviks, maka tak sedikit wanita yang merasa khawatir. Tidak sedikit yang bertanya mengenai hubungan antara endometriosis dan kanker serviks. Namun, benarkah ada secara medis ada hubungan antara kedua penyakit ini? Mungkinkah seseorang yang menderita endometriosis berpotensi untuk menderita kanker serviks di kemudian hari?
Adakah Hubungan Antara Endometriosis dan Kanker Servis? Sejauh ini belum bisa dipastikan apakah ada hubungan khusus antara endometriosis dengan kanker serviks, seperti misalnya penyakit endometriosis yang diderita dapat berujung pada kanker serviks. Secara biologis, keduanya memang mempunyai banyak persamaan. Keduanya sama-sama menyerang jaringan sel yang sehat dan menyebabkannya menjadi sakit dan abnormal.
Walaupun demikian, bila sel kanker dapat menyebar lewat aliran darah, maka endometriosis tidak. Selain itu, keduanya pun menyerang pada sistem imun tubuh, dimana saat penyakit ini menyerang, maka sistem imun tubuh yang bertugas untuk menghancurkan sel-sel penyerang ini tidak dapat bekerja dengan baik, hingga akhirnya sel-sel jahat ini terus berkembang dan menyebar.
Berdasarkan penelitian, kesamaan dalam menghancurkan sistem imun tubuh inilah yang membuat endometriosis dapat berujung pada kanker serviks. Pada saat seseorang menderita endometriosis, sistem imun yang biasanya bekerja perlahan mati satu demi satu dan digantikan oleh timbulnya sel-sel yang dapat menanamkan diri dimana-mana. Sel-sel baru yang dapat menanamkan diri dimana-mana inilah yang kemudian berujung pada terbentuknya sel kanker pada bagian mulut rahim.
Kekhawatiran Seputar Hubungan antara Endometriosis dan Kanker Serviks Melihat fakta dan banyaknya kasus yang terjadi, maka kekhawatiran akan timbulnya sel kanker, terutama kanker serviks, akibat penyakit endometriosis memang wajar adanya. Mengingat bahwa kanker serviks bisa saja terjadi setelah sebelumnya penderita menderita penyakit endometriosis, walaupun belum ada penelitian yang secara jelas mengungkapkan hal tersebut, namun Anda tetap harus waspada terhadap segala kemungkinan buruk yang dapat terjadi.
Tentunya akan jauh lebih baik bila Anda dapat menghindari kedua penyakit tersebut dengan menjauhi penyebabnya. Namun, bila Anda telah menjadi penderita endometriosis, maka yang harus Anda lakukan adalah mengenali tubuh Anda sendiri. Anda harus cermat terhadap tanda-tanda yang muncul dari tubuh Anda, apakah memang menunjukkan potensi terjadinya kanker serviks atau tidak. Anda dapat melakukan pemeriksaan yang lebih mendalam bila diperlukan.

Upaya Pencegahan Dini Pada Usia Rawan Penderita Kanker Serviks


Golongan Usia Rawan Penderita Kanker Serviks

Usia 47 tahun adalah golongan usia di mana kasus penyakit kanker leher rahim paling banyak ditemukan. Kanker serviks merupakan akibat dari pertumbuhan abnormal sel-sel leher rahim yang terjadi secara lambat dan bertahap dalam jangka waktu lama. Namun demikian, ketika kasus kanker leher rahim ditemukan pada golongan usia ini, kanker telah mencapai stadium lanjut. Oleh sebab itu, kesadaran untuk melakukan pemeriksaan daerah leher rahim sejak dini sangat penting untuk memantau potensi pertumbuhan abnormal dari sel-sel leher rahim.

Usia Rawan Penderita Kanker Serviks: Faktor Resiko

Usia rawan penderita kanker serviks juga dipengaruhi oleh perilaku seksual dan gaya hidup mereka. Perokok dan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual beresiko lebih tinggi untuk terkena kanker serviks. Sebab, infeksi menular seksual seperti HPV genital dan klamidia dapat tertular melalui perilaku seksual tidak aman tersebut dan selanjutnya infeksi ini berpotensi mendukung pertumbuhan sel-sel kanker.

Nikotin dan zat kimia dalam rokok juga berpotensi mendukung pertumbuhan sel-sel kanker sebab kedua zat ini bersifat racun ketika berinteraksi dengan sel-sel leher rahim. Selain itu, faktor gaya hidup seperti kurang berolahraga dan kurang menjaga kebersihan daerah kewanitaan menjadi pemicu tidak langsung perkembangan sel-sel kanker leher rahim.

Edukasi dini tentang kanker leher rahim, penyebab, dan pencegahannya penting untuk diberikan sebagai upaya penyebaran informasi dan pencegahan dini penyakit tersebut terutama pada golongan usia rawan penderita kanker serviks.

MANFAAT VAKSIN PENCEGAH KANKER SERVIKS

Vaksin pencegah kanker serviks merupakan salah satu upaya utama yang dapat dilakukan sebagai antisipasi awal. Vaksin ini sebenarnya adalah vaksin untuk HPV, terutama untuk varian tipe HPV 16 dan 18 yang DNA virusnya banyak ditemukan pada 80% kasus kanker serviks. Pemberian vaksin ini aman dengan efek samping minimal pada tubuh, seperti rasa pegal di lengan beberapa saat setelah pemberian  vaksin.

Vaksin Pencegah Kanker Serviks: Target Usia

Vaksin pencegah kanker serviks dianjurkan untuk diberikan pada golongan usia 9-26 tahun yang belum terdeteksi kanker. Vaksin ini diberikan selama tiga kali, yaitu pada bulan 0, 1, dan 6 bulan setelah pemberian vaksin kedua agar vaksin dapat bekerja maksimal. Bagi pasien yang terdeteksi memiliki gejala awal pre-kanker, vaksin dapat tetap diberikan namun tidak dapat bekerja secara optimal.
Sebelum vaksinasi, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dan memaparkan kondisi kesehatan Anda pada dokter. Ibu hamil tidak disarankan untuk melakukan vaksinasi, begitu pula orang yang bersuhu badan di atas 37 derajat. Paparkan pada dokter jika Anda mengidap penyakit kekebalan tubuh lainnya, atau memiliki alergi obat tertentu dan sedang dalam masa pengobatan untuk penyakit tertentu.

Manfaat Pemberian Vaksin Pencegah Kanker Serviks

Pemberian vaksin ini juga bermanfaat untuk mencegah infeksi HPV varian lainnya, terutama HPV genital yang varian virusnya lebih rendah daripada tipe 16 dan 18. Setelah pemberian vaksin, dianjurkan pada para perempuan untuk tetap melakukan tes pap smear secara reguler. Ini penting untuk tetap memonitor pertumbuhan sel-sel leher rahim sebagai antisipasi terhadap penyakit. Pencegahan mandiri lainnya selain vaksin juga penting untuk dilakukan seperti menjaga kebersihan daerah kewanitaan dan berperilaku seksual secara aman serta tidak berganti-ganti pasangan untuk mencegah penularan HPV.